Peneliti Unpad Prediksi Pertumbuhan Kasus Corona di Indonesia, Hasilnya Akurat

1 Juli 2020 6:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu petugas beristirahat usai memakamkan jenazah pasien virus corona di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu petugas beristirahat usai memakamkan jenazah pasien virus corona di pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak virus corona menyebar ke seluruh dunia, berbagai penelitian dilakukan untuk memprediksi kapan puncak dan akhir pandemi SARS-CoV-2 terjadi. Waktu dan angka kasus pun diestimasi dengan perhitungan sedemikian rupa. Hal ini juga ternyata dilakukan statistikawan dari Universitas Padjadjaran (Unpad).
ADVERTISEMENT
Yuyun Hidayat, M.SIE., PhD, dosen Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad, dan juga timnya memprediksi total angka kasus dan kasus aktif COVID-19 di Indonesia. Timnya melakukan perhitungan ini sejak kasus pertama corona terjadi di Indonesia. Setiap minggu prediksi akan diperbarui agar tetap menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam menangani kasus.
Prediksi yang dilakukan Yuyun bersama timnya menggunakan model auto-regresif modifikasi (modified auto-regressive). Secara sederhana, penghitungan dilakukan dengan mencari koefisien regresi dari data yang ada. Pencarian koefisien dilakukan dengan sistem komputerisasi.
Selama empat kali melakukan prediksi kasus corona menggunakan model autoregresif modifikasi, hasilnya terbukti presisi dan akurat dalam memprediksi angka kasus COVID-19. Ketepatan prediksi pertama terlihat saat memperkirakan jumlah total dan aktif kasus corona pada rentang 31 Mei - 6 Juni.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitiannya, Yuyun memprediksi angka total kasus dari 31 Mei - 6 Juni berkisar antara 29.053 - 32.585. Hasilnya, kasus yang diumumkan pemerintah dalam rentang waktu tersebut adalah 30.514 kasus corona. Begitupun prediksi kasus aktif berkisar 16.601-21.916 dan angka aktualnya sebesar 18.806.
Prediksi kedua dilakukan pada 7 Juni-13 Juni. Prediksi total kasus berada pada 34.344 - 37.626 kasus corona, dan angka aktual yang diumumkan pemerintah 37.420. Prediksi angka kasus aktif berada pada 18.772 - 23.838, aktualnya 21.553.
Sementara prediksi ketiga dilakukan pada 14 Juni - 20 Juni memperoleh angka prediksi total kasus 41.236 - 45.345, angka aktualnya 45.029. Sedangkan angka prediksi kasus aktif 20.640 - 27.201, dan angka yang diumumkan pemerintah 24.717.
ADVERTISEMENT
Terakhir, prediksi keempat yang dilakukan pada 21 - 27 Juni yang kembali akurat. Prediksi total kasus berada pada 50.595 - 56.589, dan jumlah yang diumumkan pemerintah adalah 52.812, sedangkan angka prediksi kasus aktif 23.098 - 32.818, dan aktualnya 28.183.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Data akan diperbarui secara berkala setiap 1 hingga 2 minggu sekali. Di hari Sabtu, tim melakukan evaluasi akurasi dari angka prediksi dengan data aktual yang dikeluarkan pemerintah. Evaluasi ini kemudian menjadi bahan untuk memprediksi total kasus corona di minggu berikutnya.
Yuyun mengatakan, jika prediksi kembali menunjukkan angka yang akurat, maka ini bisa bermanfaat bagi policy maker. Hasil prediksi minggu ke-16 dan 17 mengenai total kasus dan kasus aktif menunjukkan tren kenaikan secara signifikan. Artinya, penyebaran kasus corona di Indonesia masih terus berlanjut dan belum bisa dihentikan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, prediksi tim dalam 2 minggu ke depan, tepatnya 11 Juli 2020, diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pemerintah. “Prediksi ini bisa menjadi informasi strategis untuk mengevaluasi kebijakan untuk menurunkan angka penularan COVID-19 ataupun evaluasi mengenai kecukupan kapasitas rumah sakit,” kata Yuyun sebagaimana dikutip situs resmi Unpad.
“Pemantauan angka prediksi mingguan yang saya buat bersifat penting dalam kerangka menghindari risiko korban jiwa yang sangat tidak diharapkan. Ilmu statistika bisa menjadi cermin bagi pemerintah untuk menilai sejauh mana efektivitas kebijakan bisa mampu menurunkan angka kasus COVID-19. Informasi dari para statistikawan diharapkan menjadi navigasi bagi pemerintah dalam menetapkan arah kebijakan.”
***
Saksikan video menarik di bawah ini.
ADVERTISEMENT