Penyebar Super Jadi Alasan Kunci Corona Terus Mewabah, Ini Kata Ahli

27 November 2020 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(A) orang hidung tidak tersumbat tanpa gigi, (B) hidung tidak tersumbat dengan gigi, (C) hidung tersumbat tanpa gigi, dan (D) hidung tersumbat dengan gigi. Foto: D. Fontes dkk.
zoom-in-whitePerbesar
(A) orang hidung tidak tersumbat tanpa gigi, (B) hidung tidak tersumbat dengan gigi, (C) hidung tersumbat tanpa gigi, dan (D) hidung tersumbat dengan gigi. Foto: D. Fontes dkk.
ADVERTISEMENT
Ilmuwan semakin yakin bahwa seorang penyebar super (super spreader) virus corona menjadi penyebab kunci wabah COVID-19 terus merebak. Beberapa riset menunjukkan bahwa mayoritas orang tidak menularkan virusnya, namun ada beberapa orang yang menularkan virus SARS-CoV-2 ke banyak orang sekaligus.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah kasus yang paling ekstrem, satu orang bisa menularkan corona kepada puluhan orang dalam satu waktu. Namun, ilmuwan masih belum yakin mengapa perbedaan ini bisa terjadi.
Sebuah riset dari University of Central Florida, AS, kemudian mencoba menjawab pertanyaan besar ini. Ilmuwan menggunakan model komputer untuk membuat simulasi penyebaran droplet dari seseorang ketika berbicara, batuk, bersin, dan lain sebagainya.
Hasil penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa beberapa orang memang dapat menyebarkan droplet secara lebih banyak dan lebih jauh. Penelitian ini akhirnya dipublikasikan pada jurnal Physics of Fluids.
Sebagai contoh, seseorang dengan hidung tersumbat dan memiliki gigi lengkap dapat menyebarkan droplet 60 persen lebih jauh ketika bersin. Ini membuktikan bahwa perbedaan sederhana seperti jumlah gigi dapat memengaruhi kemungkinan seseorang menyebarkan virus.
ADVERTISEMENT
“Kami menunjukkan bahwa tubuh manusia memiliki pengaruh, seperti sistem saluran kompleks yang berhubungan dengan aliran hidung, benar-benar dapat mengganggu semburan dari mulut dan mencegah penyebaran droplet hingga jarak yang jauh,” ujar salah satu penulis riset and asisten profesor dari Departemen Teknik Mesin University of Central Florida, Michael Kinzel.
“Gigi (dapat) membentuk efek penyempitan terhadap semburan sehingga membuatnya lebih kuat dan turbulen,” lanjut Kinzel. “Hal ini terlihat dapat meningkatkan transmisi (virus).”
“Jadi, jika Anda melihat seseorang yang ompong, Anda dapat mengharapkan semburan yang lebih lemah dari bersin yang mereka lakukan.”
com-Ilustrasi orang yang sedang bersin. Foto: Shutterstock
Sementara itu, penelitian lain menunjukkan bahwa setiap orang memang dapat dikategorikan sebagai penular virus yang lebih kuat dibanding orang lain. Hal ini mungkin bertentangan dengan anggapan banyak orang bahwa apa yang dilakukan seseorang menjadi alasan utama ia dapat menularkan virus atau tidak.
ADVERTISEMENT
Pada penelitian yang dilaporkan pada jurnal Scientific Reports pada tahun 2019, ilmuwan menemukan bahwa berteriak dapat menyebarkan droplet lebih banyak. Namun, peneliti juga mengungkap fakta bahwa beberapa orang dapat menghasilkan aerosol lebih banyak dari orang lain, bahkan ketika berbicara dengan volume yang sama.
Penemuan ini juga konsisten dengan sebuah penelitian dari Rutgers School of Public Health di New Jersey, AS. Ilmuwan menemukan bahwa beberapa pasien positif corona memiliki jumlah virus yang lebih banyak di dalam tubuhnya dibandingkan pasien lain.
Artinya, setiap pasien positif corona dapat memiliki air liur atau droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 dalam kadar berbeda-beda. Semakin banyak, semakin besar kemungkinan orang tersebut untuk menularkannya.
Dilansir The Conversation, peneliti virologi dan penyakit menular dari Griffith University, Lara Herrero, mengutarakan bahwa seluruh pembahasan ini masih mengandung ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, kondisi lingkungan juga memainkan peran yang krusial dalam penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Misal, ruangan dengan ventilasi yang buruk dapat membuat virus menyebar dengan lebih efektif.
Selain itu, orang yang tidak mengenakan masker dan menjaga jarak juga dapat menularkan virus kepada orang lain. Artinya, tindakan pencegahan semacam ini masih sangat diperlukan untuk mencegah virus corona terus mewabah di seluruh dunia.
(EDR)