Perbedaan Virus Corona dan Flu Biasa, Mulai dari Gejala hingga Penularan

6 Maret 2020 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran penyebaran coronavirus novel COVID-19 di kawasan Pyramide du louvre di Paris. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Turis mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran penyebaran coronavirus novel COVID-19 di kawasan Pyramide du louvre di Paris. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN / AFP
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus virus corona SARS-CoV-2 di seluruh dunia telah mencapai angka 97.942 orang, dengan 3.383 korban meninggal dunia, per Jumat (6/3). Angka kematian tersebut jauh melampaui kasus wabah yang juga disebabkan virus corona, yakni MERS dengan 858 kematian pada September 2012, dan SARS dengan 774 kematian pada Februari 2003.
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus SARS-CoV-2 telah melintasi total 83 negara, termasuk Indonesia, dan Bhutan yang baru saja mengonfirmasi kasus pertama hari ini. Ilmuwan dan praktisi medis masih berjibaku untuk mengobati infeksi SARS-CoV-2, yang berisiko menyebabkan sindrom pernapasan akut, pneumonia, gagal ginjal, bahkan kematian.
Berbarengan dengan merebaknya virus baru yang melanda dunia ini, Amerika Serikat sebagai salah satu negara terdampak, juga tengah menghadapi krisis kesehatan lainnya, yakni musim flu. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), flu yang juga dikenal dengan sebutan influenza, telah menyerang sekitar 32 juta orang, 310.000 di antaranya harus menjalani rawat inap, dan 18.000 pasien meninggal dunia selama musim dingin.
Ilustrasi Corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Meski flu musiman menyerang setiap tahun, virus influenza sebagai penyebabnya telah dipelajari ilmuwan selama beberapa dekade. Telah banyak informasi yang bisa dimanfaatkan praktisi medis dalam menangani pasien flu.
ADVERTISEMENT
Secara mendasar, kedua virus musiman (virus influenza A dan influenza B) dan virus SARS-CoV-2 sama-sama virus menular yang menyebabkan penyakit pernapasan. Perbedaan keduanya bisa dilihat pada gejala yang ditimbulkan.

Gejala dan tingkat keparahan

Gejala-gejala flu yang khas termasuk demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit otot, sakit kepala, pilek atau hidung tersumbat, kelelahan dan, kadang-kadang, muntah dan diare. Gejala flu sering muncul tiba-tiba. Kebanyakan orang yang terkena flu akan sembuh dalam waktu kurang dari dua minggu.
Tetapi pada beberapa orang, flu menyebabkan komplikasi, termasuk pneumonia. Selama musim flu, sekitar 1 persen orang di Amerika Serikat telah mengembangkan gejala flu yang cukup parah hingga harus dirawat di rumah sakit.
com-Ilustrasi seseorang yang sedang terkena flu. Foto: Shutterstock
Menurut sebuah studi review pada COVID-19 yang diterbitkan pada 28 Februari di Journal of American Medical Association (JAMA), secara umum, penelitian pada pasien rawat inap ditemukan sekitar 83 persen hingga 98 persen pasien mengalami demam, 76 persen hingga 82 persen mengalami batuk kering, dan 11 persen hingga 44 persen mengalami kelelahan atau nyeri otot.
ADVERTISEMENT
Gejala-gejala lain, termasuk sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit perut, dan diare, telah dilaporkan, tetapi jarang terjadi.
Wujud asli virus corona SARS-CoV-2 yang seperti memiliki paku mahkota. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
Studi terbaru lainnya, yang dianggap terbesar pada kasus wabah COVID-19 hingga saat ini, Pusat Pengendalian dan Perlindungan Penyakit China, menganalisis 44.672 kasus yang dikonfirmasi di China antara 31 Desember 2019 dan 9 Februari 2020. Dari semua kasus itu, 80,9 persen (36.160 kasus) dianggap ringan, 13,8 persen (6.168 kasus) dianggap parah, dan 4,7 persen (2.087 kasus) dianggap kritis.
“Kasus-kasus kritis adalah yang menunjukkan kegagalan pernapasan, syok septik, dan/atau disfungsi/kegagalan banyak organ,” tulis para peneliti dalam makalah yang diterbitkan di China CDC Weekly, seperti dikutip Live Science.
WHO menekankan, karena virus pernapasan menyebabkan gejala yang rata-rata sama, bisa sulit untuk membedakan berbagai virus pernapasan berdasarkan gejala saja. Perlu pemeriksaan lebih lanjutnya, termasuk uji spesimen di laboratorium.
Beda gejala COVID-19, Influenza, dan Selesma. Foto: Andrifarifin/kumparan.
ADVERTISEMENT

Penularan virus

Ukuran yang digunakan para ilmuwan untuk menentukan seberapa mudah virus menyebar dikenal sebagai angka reproduksi dasar atau R0. Angka R0 adalah perkiraan jumlah rata-rata orang yang tertular virus dari orang yang terinfeksi. Flu memiliki nilai R0 sekitar 1,3, sebagaimana dikutip The New York Times.
Sejauh ini, ilmuwan masih berusaha mengidentifikasi angka R0 untuk novel coronavirus. Nilai R0 virus corona sejauh ini adalah antara 2 dan 2, menurut studi yang terbit di JAMA pada 28 Februari. Ini berarti setiap orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 telah menyebarkan virus ke rata-rata 2 hingga 2 orang.