Pertama Kalinya 7 Miliar Ton Air Hujan Guyur Puncak Greenland, Ilmuwan Khawatir

23 Agustus 2021 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkahan es raksasa di Greenland. Foto: Pxfuel
zoom-in-whitePerbesar
Bongkahan es raksasa di Greenland. Foto: Pxfuel
ADVERTISEMENT
7 miliar ton (6,3 miliar metrik ton) air mengguyur lapisan es Greenland, Sabtu (14/8) lalu. Hal ini merupakan yang pertama dalam sejarah, dan menandai kondisi genting kekhawatiran mengenai kondisi es di Greenland.
ADVERTISEMENT
Menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional Amerika Serikat (NSIDC), hujan yang terjadi selama dua hari dari 14 hingga 15 Agustus ini juga disertai dengan mencairnya es seluas 872.000 kilometer persegi. Ini juga merupakan ketiga kalinya suhu di puncak naik di atas titik beku dalam kurang dari satu dekade, menurut data yang diambil oleh Stasiun Puncak milik National Science Foundation.
"Tidak ada laporan sebelumnya tentang curah hujan di lokasi ini, yang mencapai ketinggian 3.216 meter (10.551 kaki)," kata peneliti NSIDC dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan, jumlah es yang hilang dalam satu hari sama dengan rata-rata es yang hilang di minggu biasa untuk waktu yang sama dalam setahun.
“Curah hujan, yang merupakan yang terberat sejak pencatatan dimulai, merupakan indikasi pasti bahwa Greenland memanas dengan cepat,” kata Ted Scambos, ilmuwan di Pusat Data Salju dan Es Nasional di Universitas Colorado Boulder, Colorado, Amerika Serikat (AS) kepada CNN.
ADVERTISEMENT
“Kami melewati ambang batas yang tidak terlihat selama ribuan tahun, dan sejujurnya ini tidak akan berubah sampai kami menyesuaikan apa yang kami lakukan di udara,” lanjut Scambos.
Sebelumnya, pada bulan Februari tahun 2021, para peneliti memperingatkan bahwa lapisan es Greenland sedang meluncur menuju titik kritis dimana sebagian besar mereka dapat mencair bahkan tanpa peningkatan lebih lanjut ke suhu global.
Dan pada bulan Juli, lapisan es mengalami peristiwa pencairan besar-besaran, kehilangan 9,37 miliar ton (8,5 miliar metrik ton) es dari permukaannya per hari selama seminggu. Ini merupakan kenaikan dua kali lipat dari rata-rata selama musim panas berlangsung. Jika semua es Greenland mencair, NSIDC memperkirakan permukaan laut global akan naik sekitar 6 meter.
ADVERTISEMENT
Ini mendukung laporan Live Science bahwa tahun 2021 menjadi tahun yang tidak menyenangkan bagi kondisi lapisan es besar, bersama-sama dengan lapisan es Antartika yang membentuk 99% cadangan air tawar Bumi.
Glester terapung di atas permukaan laut Greenland. Foto: AP
Para ilmuwan mengaitkan penyebab curah hujan dengan peristiwa atmosfer yang disebut antisiklon. Antisiklon adalah daerah bertekanan tinggi yang menyebabkan udara tenggelam, memanas saat jatuh. Kondisi antisiklon ini memungkinkan cuaca panas bertahan di satu area untuk waktu yang lama dan menciptakan gelombang panas.
Laporan penting yang dirilis bulan ini dari Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) PBB mengeluarkan peringatan keras bahwa Bumi diperkirakan akan mencapai ambang kritis pemanasan 1,5 derajat Celcius karena perubahan iklim dalam 20 tahun ke depan.
Laporan yang digambarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres sebagai "kode merah untuk kemanusiaan" ini memperingatkan dengan kondisi Bumi yang semakin menghangat, peristiwa cuaca yang semakin ekstrim seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir akan menjadi lebih umum.
ADVERTISEMENT