Pertama Kalinya, Kawanan Penyu Besar yang Bermigrasi Terekam Kamera

1 Desember 2019 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas konservasi memberi makan penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di lokasi konservasi Penyu "Gajah Gunung", Desa Jogosimo, Klirong, Kebumen, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
zoom-in-whitePerbesar
Petugas konservasi memberi makan penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di lokasi konservasi Penyu "Gajah Gunung", Desa Jogosimo, Klirong, Kebumen, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi telah banyak membawa perubahan bagi dunia sains. Salah satunya adalah drone, yang membuat para peneliti bisa mengakses fenomena satwa liar yang sebelumnya tidak bisa dilihat.
ADVERTISEMENT
Tangkapan kamera drone kali ini berhasil merekam kawanan penyu betina yang tengah bermigrasi ke Taman Nasional Suaka Margasatwa Ostional Kosta Rika untuk bertelur di pantai atau disebut arribada.
Taman Nasional Suaka Margasatwa Ostional sendiri didirikan pada 1983 sebagai tempat konservasi penyu, dan telah menjadi rumah penyu terbesar kedua di dunia. Sedangkan penyu terbanyak bisa ditemukan di Oaxaca Meksiko, terutama saat musim bertelur tiba.
Ilustrasi penyu. Foto: Pixabay
Gerombolan penyu yang didominasi oleh olive ridleys, direkam oleh seorang ahli biologi bernama Vanessa Bézy, pada November 2016. Bézy telah mempelajari kedatangan mereka selama bertahun-tahun. Maka saat musim arribada tiba, dengan cepat ia memanfaatkan momen tersebut untuk mengabadikannya lewat kamera drone.
“Aku segera tahu ada sesuatu yang istimewa terjadi,” kata Bézy, kepada National Geographic. “Sampai hari ini, aku masih terpesona dengan video tersebut. Mereka terlihat seperti iringan mobil.”
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, diperkirakan ada sekitar 5.000 penyu yang sedang bermigrasi. Bahkan mungkin lebih banyak, karena masih ada ratusan ekor yang tidak tampak di permukaan, alias berenang di bawah ombak. Nantinya, ribuan penyu akan menempati wilayah sekitar 1.000 kali luas lapangan sepak bola untuk bertelur.
Belum diketahui kenapa begitu banyak penyu yang berkumpul di Ostional. Para peneliti menduga, mereka menggunakan medan magnet Bumi sebagai petunjuk. Pantai itu juga diduga memiliki arus laut yang bersahabat, atau memiliki jenis pasir tertentu yang disukai penyu.
Adapun satu penyu olive ridleys diketahui dapat bertelur sekitar 100 buah, dan secara total bisa mengumpulkan 10.000 telur dalam sekali musim bertelur. Dari jumlah tersebut, hanya 0,2 persen telur yang akan menetas, dan hanya 1 persen dari mereka yang akan bertahan hidup hingga dewasa. Arribada biasanya berlangsung selama lima hari, dan telur akan menetas dalam waktu 45 hari. Ini terjadi antara Agustus dan Oktober setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Lantas, kenapa Bézy baru sekarang mengunggah videonya di YouTube? Tujuannya satu, untuk menyoroti ancaman pariwisata terhadap tempat konservasi penyu yang dinilai sangat penting.
Penyu yang diselamatkan dua bocah di Pantai Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (27/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Saat ini, wilayah Ostional diketahui telah menjadi tempat pariwisata. Ketika musim arribada tiba, tempat itu akan ramai dikunjungi wisatawan. Mereka sengaja datang untuk melihat langsung ribuan penyu yang tengah bersarang dan menetas, hingga melakukan perjalanan ke laut. Para pemilik hotel memanfaatkan momen ini, sehingga permukiman pun tumbuh dengan sangat cepat.
Kendati telah ada peraturan yang mencegah pembangunan di situs penyu, namun Bézy menilai, cepatnya pembangunan di wilayah Ostional bisa mengancam populasi penyu. Oleh sebab itu, perlu adanya peraturan yang lebih tegas untuk menjamin keamanan penyu di Ostional.
ADVERTISEMENT