Pertama Kalinya Paus Paruh Sato Super Langka Ditemukan di Dekat Jepang

17 Juli 2022 18:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puas paruh Sato. Foto: Science Reports/T Yamada
zoom-in-whitePerbesar
Puas paruh Sato. Foto: Science Reports/T Yamada
ADVERTISEMENT
Pertama kalinya paus paruh Sato super langka yang sulit dipahami ditemukan di antara Hokkaido Jepang dan Kepulauan Kuril Rusia. Sayangnya, paus ditemukan dalam keadaan mati dan sampai saat ini belum ada yang menangkapnya hidup-hidup.
ADVERTISEMENT
Penampakan paus paruh Sato (Berardius minimus) pertama kali diumumkan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Marine Mammal Science. Kala itu peneliti melihat paus paruh Sato berkerumur sebanyak 14 ekor.
Cetacea yang sulit ditangkap ini adalah hewan ramah. Mereka bisa tumbuh hingga panjang 7 meter, tetapi karena tubuhnya yang ramping, paus ini sangat sulit diamati.
Paus paruh Sato jarang menyemburkan air ke permukaan seperti yang dilakukan paus pada umumnya. Ini pula alasan kenapa hewan ini sulit dilihat. Mereka bergerak tanpa suara, membuat sangat sulit dikenali di laut yang bergelombang.
Paus paruh Sato juga punya warna lebih gelap sehingga para pemburu paus di Jepang menjuluki mereka dengan sebutan karasu yang berarti gagak.
ADVERTISEMENT
Meski sulit ditemukan, ini tidak menyulutkan para peneliti di lepas pantai Pulau Kunashir di Cagar Alam Kurilsky untuk memburu dan mengidentifikasi sejumlah paus Sato selama enam hari. Mereka berhasil menemukan empat hingga lima paus Sato. Peneliti mengidentifikasi paus-paus itu menggunakan perangkat pengambil sampel jarak jauh yang menggabungkan sensor panah otomatis untuk mendapatkan sampel kulit.
“Ketika hewan berbaring di permukaan, mereka tidak mencolok, terutama di laut yang berombak. Deteksi mereka juga terhalang oleh kurangnya pukulan yang terlihat.”
Satu-satunya hal yang berhasil diidentifikasi dengan cukup detail adalah suara panas paus Sato yang hanya terdeteksi saat perahu dalam keadaan mesin mati.
“Pengamatan kami memberikan wawasan pertama tentang perilaku dan ekologi paus paruh Sato. Lebih banyak penelitian lapangan diperlukan untuk menentukan status spesies dan untuk menentukan ancaman saat ini.”
ADVERTISEMENT