Prasasti Bertuliskan ‘Kristus Lahir dari Maria’ Berusia 1.500 Tahun Ditemukan

27 Januari 2021 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sisa-sisa gereja tempat prasasti itu ditemukan. Perhatikan mozaik geometris. Foto: Tzachi Lang/Israel Antiquities Authority
zoom-in-whitePerbesar
Sisa-sisa gereja tempat prasasti itu ditemukan. Perhatikan mozaik geometris. Foto: Tzachi Lang/Israel Antiquities Authority
ADVERTISEMENT
Otoritas Barang Antik Israel (IAA) mengumumkan, para arkeolog berhasil menemukan prasasti bertuliskan ‘Kristus lahir dari Maria’ berusia 1.500 tahun.
ADVERTISEMENT
Prasasti batu yang ditulis dalam bahasa Yunani itu dulunya adalah ambang pintu atau hiasan yang diletakkan di atas pintu gereja yang kini disebut et-Taiyiba, sebuah desa di lembah Yizreel utara Israel.
Gereja sendiri berasal dari akhir abad kelima Masehi, dibangun selama Kekaisaran Bizantium. Selain ambang pintu, para arkeolog juga menemukan fakta bahwa gereja memiliki lantai mosaik yang disusun dalam desain geometris.
Menurut Leah Di-Segni, seorang peneliti di Institute of Archaeology of Hebrew Univeristy of Jerusalem yang menerjemahkan teks, kemungkinan prasasti dibuat untuk menyambut para pengunjung gereja. Secara lengkap, ia bertuliskan:
“Kristus lahir dari Maria. Karya uskup (Theodo) sius yang paling bertakwa dan saleh dan (Thomas) yang paling miskin dibangun dari pondasi… Siapa pun yang masuk harus berdoa untuk mereka”
ADVERTISEMENT
Kalimat ‘Kristus lahir dari Maria’ diduga sebagai perlindungan untuk orang-orang yang membaca prasasti dari kekuatan jahat. “Itu adalah frasa umum yang digunakan dalam prasasti dan dokumen hingga saat ini,” kata Di-Segni.
Sebuah prasasti Yunani yang baru ditemukan berasal dari 1.500 tahun lalu dimulai dengan kalimat, Kristus lahir dari Maria. Foto: Tzachi Lang/Israel Antiquities Authority
"Prasasti itu menyambut orang-orang yang masuk dan memberkati mereka. Oleh karena itu, jelas bahwa bangunan itu adalah gereja, dan bukan biara: Gereja menyambut orang percaya di pintu masuk, sementara biara cenderung tidak melakukan ini." tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Adapun Theodosius, pria yang dirujuk dalam prasasti adalah salah satu uskup kristen pertama dan pendiri gedung. Ia merupakan seorang uskup agung regional yang berarti memiliki otoritas keagamaan atas kota besar Bet She’an, mencakup et-Taiyiba.
"Ini adalah bukti pertama keberadaan gereja Bizantium di desa et-Taiyiba, dan itu menambah temuan lain yang membuktikan aktivitas umat Kristen yang tinggal di wilayah tersebut," kata Walid Atrash, seorang arkeolog di IAA sebagaimana dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, para arkeolog menemukan sisa-sisa gereja dari masa Tentara Salib, serta sebuah biara yang berada di bawah yurisdiksi kota metropolis religius Bet She'an. Seperti kebanyakan prasasti batu kuno lain, ambang pintu diduga pernah digunakan beberapa kali, mungkin pada akhir Bizantium atau periode awal Islam.
"Sekarang ditemukan tergabung dalam dinding, oleh karena itu kami tahu bahwa batu itu digunakan kembali sebagai bahan konstruksi. Kemungkinan bangunan itu runtuh dan dibangun kembali," kata Yardenna Alexandre, seorang arkeolog di IAA.
Selama periode Bizantium, desa et-Taiyiba adalah desa Kristen dan berubah menjadi benteng Kristen pada masa perang Salib. “Desa Arab modern tumbuh di sekitarnya di mana beberapa reruntuhan masih terlihat di sana,” kata Alexandre.
ADVERTISEMENT