Pria dengan Payudara Besar Lebih Berisiko Meninggal Dini

21 Januari 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pria mengalami obesitas. Foto: DimaBerlin/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria mengalami obesitas. Foto: DimaBerlin/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Studi menemukan bahwa pria dengan jumlah jaringan payudara yang lebih besar berpotensi lebih tinggi meninggal di usia muda. Pria bisa memiliki jaringan payudara lebih besar karena kelebihan berat badan, yang dikenal sebagai pseudogynecomastia atau “man boobs” atau akibat kondisi hormonal yang secara resmi disebut ginekomastia.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini menyebabkan payudara lebih besar tanpa berat badan bertambah. Ginekomastia memengaruhi sekitar 30% hingga 60% pria di seluruh dunia.
Dalam studi baru di jurnal BMJ Open, ginekomastia dikaitkan dengan risiko kematian dini sebelum usia 74 tahun. Mereka yang paling rentan adalah pria yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya, seperti kanker atau penyakit lain sebelum mereka didiagnosis menderita ginekomastia.
“Laki-laki yang didiagnosis menderita ginekomastia memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, terutama terjadi pada mereka yang diketahui memiliki faktor risiko ginekomastia,” tulis para peneliti sebagaimana dikutip Newsweek.
“Temuan ini diharapkan akan membuat penyedia layanan kesehatan lebih sadar untuk menerapkan intervensi dan membantu mengurangi faktor risiko yang mendasari pada laki-laki dengan kondisi ini.”
ADVERTISEMENT
Ginekomastia dapat berkembang di semua usia, tapi umumnya terjadi selama periode perubahan hormon seks, seperti pubertas atau beberapa hari setelah bayi dilahirkan. Ketika kadar testosteron menurun seiring bertambahnya usia, ginekomastia dapat berkembang dan menjadi lebih buruk akibat berat badan yang bertambah.
Ilustrasi pria mengalami obesitas. Foto: VladOrlov/Shuterstock
Di studi baru, para peneliti mengamati data dari 23.429 pria Denmark yang telah didiagnosis menderita ginekomastia antara 1995 hingga 2021. Para pria tersebut dibagi menjadi dua kelompok: mereka yang menderita ginekomastia idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui, dan mereka yang menderita ginekomastia terkait dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Analisis tersebut menemukan bahwa pria dengan ginekomastia terkait dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya 75% lebih berisiko meninggal dini ketimbang pria sehat. Sementara pria dengan ginekomastia idiopatik 5 persen lebih mungkin meninggal dini ketimbang kelompok pertama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pria dengan ginekomastia 74 persen lebih berisiko mengalami kanker, dan dua kali lipat berisiko mengalami penyakit paru-paru, serta lima kali lipat berisiko mengalami penyakit usus. Mereka juga lebih rentan mengalami penyakit jantung, gangguan pada kandungan empedu atau saluran empedu, dan pankreas.
“Yang penting, risiko kematian yang lebih tinggi ini diamati di antara laki-laki yang diketahui memiliki faktor risiko ginekomastia, dan risiko kematian meningkat hingga lima kali lipat pada kelompok ini,” tulis peneliti.
“Yang paling meyakinkan, pria yang diidentifikasi menderita ginekomastia idiopatik sebagian besar tidak berisiko mengalami kematian dini dibandingkan dengan kelompok lain, kecuali jika mereka mengidap penyakit jantung, maka risiko kematian akan meningkat dua kali lipat.”