Pria Ini Berbagi Kisah Hidup dengan Paru-paru Besi Selama 72 Tahun di TikTok

19 Februari 2024 10:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasien yang hidup di paru-paru besi. Foto: Everett Collection/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasien yang hidup di paru-paru besi. Foto: Everett Collection/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru-baru ini, salah satu orang terakhir yang hidup dalam paru-paru besi muncul di TikTok. Dia berbagi kisah hidupnya yang unik kepada para netizen selama lebih dari 70 tahun hidup di dalam tabung besi yang menyelimuti seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan kepala di permukaan.
ADVERTISEMENT
Namanya Paul Alexander, dia terjangkit polio di usia enam tahun, tepatnya pada 1952 ketika wabah melanda kampung halamannya di Dallas, Texas. Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Virus ini bisa menular antarmanusia, dan dalam beberapa kasus, patogen tersebut menyerang sistem saraf pusat dan menghancurkan neuron motorik sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Kelumpuhan ini biasanya bersifat sementara, tapi sekitar satu dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan permanen. Alexander adalah salah satu dari sedikit orang yang bernasib buruk, dia tidak mampu menggerakkan tubuhnya dari leher ke bawah.
Meski paru-paru penderita polio yang lumpuh masih berfungsi dengan baik, pasien akan kesulitan bernapas karena kelumpuhan otot dada dan diafragma. Untuk mengatasi masalah ini, Alexander terpaksa harus tinggal di paru-paru besi, sebuah mesin yang bekerja dengan memberikan tekanan negatif pada pasien di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Respirator mekanis membantu pasien menarik udara (napas) dan memompanya keluar dari mesin sehingga memungkinkan dada mereka mengembang. Saat udara dipompa kembali ke dalam mesin, hal ini membuat pasien mengeluarkan napas.
Alexander sudah tinggal di dalam paru-paru besi selama lebih dari 70 tahun. Dia dapat meninggalkan mesinnya selama dua atau tiga menit berkat teknik yang dipelajari sendiri yang disebut “pernapasan katak”. Pernapasan katak dilakukan dengan cara menelan udara menggunakan otot tenggorokan untuk memaksa udara masuk ke paru-paru.
Alexander menjadi satu dari dua orang di AS yang hidupnya bergantung pada paru-paru besi. Dalam beberapa dekade terakhir, ratusan orang pernah menggunakan mesin ini. Diperkirakan sekitar 1.000 paru-paru besi digunakan di AS pada 1939.
ADVERTISEMENT
Saat ini, para ilmuwan telah mengembangkan sistem ventilasi yang lebih baik dan vaksin juga telah berhasil menurunkan angka polio secara global.
Paru-paru besi tidak membuat Alexander berhenti untuk mencapai sejumlah prestasi gemilang. Dia belajar hukum di University of Texas dan pada tahun 1984 dia lulus ujian untuk menjadi pengacara. Ia juga menghabiskan lima tahun menulis otobiografi berjudul “Three Minutes for a Dog: My Life in an Iron Lung”. Semua catatan itu ditulis dengan mengetik di komputer menggunakan pensil yang dipegang oleh mulutnya.
Dalam usaha terbarunya, Alexander punya akun baru TikTok dengan nama pengguna @ironlungman. Di sini, dia berbagi cerita dan bahkan menjawab pertanyaan dari para penggemarnya.