news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Protein Utama Virus Corona Ditemukan, Berguna untuk Bikin Vaksin COVID-19

20 Februari 2020 14:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para penderita virus corona di RS Fangcai di kota Wuhan, Hubei, China Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Para penderita virus corona di RS Fangcai di kota Wuhan, Hubei, China Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
Para peneliti dunia sedang berusaha menemukan vaksin virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 di China. Usaha itu tampaknya tak sia-sia, karena baru-baru ini sekelompok ilmuwan berhasil menemukan struktur molekul protein utama virus corona yang digunakan untuk menyerang sel manusia. Penemuan ini selangkah lebih dekat menuju penemuan berikutnya, yakni menciptakan vaksin untuk menyudahi wabah COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, peneliti menemukan bahwa coronavirus menyerang sel melalui apa yang disebut protein “spike”. Berbeda jenis virus corona, berbeda pula bentuk proteinnya. Artinya, kata Jason McLellan, penulis utama penelitian yang merupakan profesor biosains molekuler di University of Texas, AS, mencari tahu bentuk protein SARS-CoV-2 adalah kunci utama untuk melawan virus tersebut.
Kendati coronavirus menggunakan banyak protein yang berbeda dalam mereplikasi dan menyerang sel, spike merupakan protein utama yang digunakan virus corona untuk hidup di dalam reseptor --protein yang bertindak seperti pintu masuk ke dalam sel manusia.
Ketika protein spike terikat dengan reseptor manusia, maka membran virus akan bergabung dengan membran manusia, memungkinkan genom virus masuk ke dalam sel-sel tubuh dan mulai menginfeksinya.
Ilustrasi virus corona. Foto: NEXU Science Communication/via REUTERS
“Jadi, kalau kamu bisa mencegah proses keterikatan dan penggabungan tersebut, maka kamu bisa mencegah virus masuk. Namun, untuk mewujudkan hal itu kamu perlu tahu seperti apa bentuk proteinnya,” ujar McLellan kepada Live Science.
ADVERTISEMENT
Beranjak dari hasil penelitian genom SARS-CoV-2 yang terbit di jurnal Nature pada awal Februari 2020, McLellan bekerja sama dengan National Institutes of Health (NIH) untuk mengidentifikasi gen spesifik yang mengkode protein spike. Tim peneliti menyuntik gen-gen itu ke dalam sel mamalia dan menelitinya di laboratorium. Sel-sel diteliti kemudian menghasilkan protein spike.
Selanjutnya, mereka menggunakan mikroskop elektron kriogenik untuk membuat peta 3D atau cetak biru dari protein spike. Tujuannya untuk mengungkap struktur molekul dan memetakan lokasi masing-masing atom.
"Sangat mengesankan ketika para peneliti bisa mendapatkan struktur begitu cepat," kata Aubree Gordon, seorang profesor epidemiologi di University of Michigan yang tidak terlibat dalam penelitian. "Ini adalah langkah maju yang sangat penting dan dapat membantu dalam pengembangan vaksin melawan SARS-COV-2."
ADVERTISEMENT
Hal sama juga diungkapkan oleh Stephen Morse, profesor Mailman School of Public Health di Columbia University. Ia menuturkan, bahwa penemuan struktur protein spike bisa menjadi langkah awal untuk menemukan antigen vaksin dan pengobatan COVID-19.
“Mengetahui struktur akan sangat membantu dalam mengembangkan vaksin dan antibodi,” ujarnya.

Pembuatan Vaksin COVID-19 Butuh Waktu Lama

Hasil riset ini telah diberikan kepada para ilmuwan lain di seluruh dunia yang juga bekerja mengembangkan vaksin dan obat-obatan untuk melawan SARS-CoV-2. Sementara McLellan dan timnya berencana menggunakan struktur protein spike sebagai dasar pembuatan vaksin.
Meski begitu, McLellan menegaskan bahwa pembuatan vaksin COVID-19 tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, misal, satu atau dua bulan. Pengembangannya mungkin memakan waktu sekitar 18 hingga 24 bulan.
ADVERTISEMENT
“Itu termasuk cukup cepat jika dibandingkan dengan pengembangan vaksin normal yang mungkin bisa memakan waktu hingga 10 tahun,” ujarnya.