news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pusat Wabah Virus Corona Berasal dari Pasar di China

24 Januari 2020 8:13 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang mengenakan masker duduk di kereta untuk menuju Kota Wuhan di stasiun kereta Hongqioa, China. Foto: AFP/HECTOR RETAMAL
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang mengenakan masker duduk di kereta untuk menuju Kota Wuhan di stasiun kereta Hongqioa, China. Foto: AFP/HECTOR RETAMAL
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Wuhan, China, resmi melarang perdagangan hewan hidup di pasar-pasar makanan. Kepolisian bergerak untuk memastikan aturan tersebut dipatuhi baik oleh pengelola pasar maupun penjual. Pelarangan diberlakukan setelah Huanan Seafood Market yang menjadi pusat wabah virus corona ditutup pada 1 Januari.
ADVERTISEMENT
Business Insider mewartakan, sebelum ditutup untuk keperluan desinfeksi, pasar Huanan tak hanya menjual ikan-ikan laut, tapi juga luwak dan serigala hidup yang biasa dikonsumsi penduduk setempat. Pakar menyebut kondisi semacam itu bisa berperan dalam penyebaran penyakit.
Pasar Huanan bisa dikategorikan sebagai “pasar basah” yang menjual hewan mati dan hidup bersama produk-produk lainnya untuk diolah menjadi makanan. Tak pelak, muncul kekhawatiran terhadap kebersihan pasar dan kelayakan konsumsi dari sederet kuliner ekstrem yang dijual. Kuat dugaan bahwa novel coronavirus (2019-nCoV) yang tengah mewabah berasal dari daging hewan di sana.
Dugaan tersebut diperkuat setelah kematian pertama akibat virus corona terjadi pada 9 Januari 2020. Korban merupakan pria berusia 61 tahun yang merupakan pelanggan di pasar Huanan. Sebelum meninggal, ia dilaporkan menunjukkan gejala-gejala seperti terjangkit pneumonia.
Anggota staf yang memakai masker memantau pemindai termal di dalam Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, China. Foto: China Daily via REUTERS
Pasar basah tempat kembang biak penyakit
ADVERTISEMENT
Huanan Seafood Market menjual berbagai hewan hidup, termasuk anjing, burung merak, berang-berang, unta, dan koala, sebagaimana dikutip media setempat. Jenis pasar semacam ini populer di seluruh China dan dapat ditemukan di tempat-tempat lain seperti Guangzhou, Provinsi Guangdong, dan Provinsi Shandong.
WHO menyebut, penyakit flu burung H7N9 dan H5N9 yang pernah mewabah kemungkinan ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi di pasar hewan di China. Penyakit ini telah membunuh 1.000 orang di seluruh dunia.
Sementara itu, penyakit SARS menewaskan lebih dari 700 orang antara tahun 2002 dan 2003, juga diyakini bermutasi saat virus menyebar melalui pasar-pasar hewan basah. Riwayat penularan yang semacam itu menjadi gambaran bagi para ilmuwan dalam pencarian sumber wabah coronavirus di Wuhan.
ADVERTISEMENT
Wang Yuedan, profesor imunologi di Peking University, mengatakan bahwa preferensi masyarakat China dalam mengonsumsi kuliner ekstrem membuat China rentan terhadap risiko wabah virus melalui kontak hewan dan manusia.
“Hal yang sama berlaku untuk Ebola, yang muncul sebagai akibat memakan hewan dari hutan di Afrika,” ujar Wang Yuedan.
Pejalan kaki memakai masker saat mereka berjalan di luar hotel New Orient Landmark di Makau, China. Foto: AFP/Anthony WALLACE
Sejauh ini, angka kematian karena terjangkit virus corona di China telah mencapai 17 orang. Jumlah penderitanya juga melonjak drastis dalam beberapa hari terakhir, kini hampir 600 orang. Kendati penyebaran virus telah menjalar ke negara-negara di luar China, pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, memastikan tidak ada virus corona di Indonesia. Pernyataan tersebut menyusul isu pegawai Huawei Indonesia yang berkantor di Gedung BRI 2 terpapar coronavirus. Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, diagnosis dari tim dokter menyebut pegawai tersebut menderita radang tenggorokan.
ADVERTISEMENT
"Ndak (ada virus corona). Kalau pun virus, ya virus ISPA, infeksi saluran pernapasan. Terus kalau ini terjadi betul, itu mampu nahan maskermu? Itu hanya buat hiasan noh," ujar Terawan, usai menginspeksi Gedung BRI 2, Jalan Sudirman, Bendungan Hilir, Jakarta Selatan, Kamis (23/1).