news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Putin: Rusia Akan Kembali ke Bulan

15 April 2022 2:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi lokasi pembangunan National Space Center di Moskow, Russia, Minggu (27/2/2022). Foto: Sergei GUNEYEV/SPUTNIK/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi lokasi pembangunan National Space Center di Moskow, Russia, Minggu (27/2/2022). Foto: Sergei GUNEYEV/SPUTNIK/AFP
ADVERTISEMENT
Di tengah kecamuk konflik senjata dan serbuan sanksi internasional, Presiden Rusia Vladimir Putin mengangkat kembali mimpi lama negaranya. Selasa (12/4) kemarin, bertepatan dengan tanggal di mana Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang ke luar angkasa 61 tahun lalu, Putin mengatakan bahwa Rusia akan melanjutkan program bulan.
ADVERTISEMENT
Pada kunjungannya ke situs peluncuran luar angkasa terbaru Rusia, Vostochny Cosmodrome, Putin ditemani kepala lembaga antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin, dan presiden Belarusia Alexander Grigoryevich Lukashenko. Putin berbicara tentang kedigdayaan kekuatan luar angkasa Soviet era Yuri Gagarin, dan mengatakan; "Kita harus berhasil menghadapi tantangan eksplorasi ruang angkasa."
Putin menambahkan bahwa Rusia sedang mengerjakan “pesawat pengangkut generasi selanjutnya” dan juga teknologi nuklir luar angkasa, seperti dilaporkan media berita milik pemerintah Rusia, Ria Novosti.
Mengutip dari ArsTechnica, yang Putin maksud sebagai pesawat pengangkut tersebut mungkin adalah Orel, yang mana sudah dikembangkan selama dua dekade dan belum ada tanda-tanda akan mengorbit dalam waktu dekat.
Misi pendaratan bulan Rusia Luna 25. Foto: Dok. NPO Lavochkin
Sementara program bulan yang Putin maksud adalah program robot pendarat bulan Luna 25, Luna 26 dan Luna 27. Luna 25 awalnya direncanakan meluncur dekade lalu namun mandek dan baru akan meluncur Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Sialnya, lembaga luar angkasa Eropa, ESA, menyatakan memutus semua bentuk kerja sama luar angkasa dengan Rusia terkait pengembangan Luna 25, Luna 26, dan Luna 27.
Dalam pernyataan yang dirilis Rabu (13/4), ESA menuliskan alasan; "Agresi Rusia terhadap Ukraina dan sanksi yang diberlakukan merupakan perubahan mendasar dari keadaan dan membuat ESA tidak mungkin untuk mengimplementasikan kerja sama ke Bulan seperti yang direncanakan."
Ada alasan tambahan untuk skeptis. Jauh sebelum invasi penuh Rusia ke Ukraina, Rusia memutuskan untuk memotong pendanaan untuk Roscosmos, lembaga antariksa Rusia, sebanyak 16 persen dari 2022 sampai 2024.
Tidak ada dari Putin atau ESA yang menyinggung stasiun luar angkasa, yang notabenenya adalah hasil kerja sama luar angkasa terbesar dari Rusia, Eropa, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain.
ADVERTISEMENT