news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ratusan Peneliti Surati WHO: Virus Corona Menyebar di Udara

6 Juli 2020 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua orang penumpang menggunakan masker di Stasiun Depok, Depok, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang penumpang menggunakan masker di Stasiun Depok, Depok, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Cara virus corona menyebar jadi perdebatan panas di kalangan ilmuwan. Baru-baru ini, ratusan ilmuwan di seluruh dunia mengirim surat terbuka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mengkritik pedomannya soal bagaimana virus corona menyebar di antara manusia.
ADVERTISEMENT
WHO telah lama mengatakan, virus corona bisa menyebar lewat tetesan pernapasan atau droplet berukuran besar yang keluar ketika orang terinfeksi batuk atau bersin. Droplet itu bisa jatuh dengan cepat jatuh ke lantai.
Bagaimana dengan penyebaran melalui transmisi aerosol atau lewat udara? Sejauh ini WHO masih belum menjelaskan secara rinci soal kemungkinan virus corona bisa melayang di udara untuk waktu lama, yang dapat menginfeksi manusia jika terhirup.
Hingga 29 Juni 2020, pedoman WHO hanya menyebut transmisi virus corona secara aerosol mungkin bisa terjadi hanya saat prosedur medis, misal, intubasi endotrakel yang memasukkan alat bantu pernapasan berupa tabung ke dalam tenggorokan pasien lewat mulut atau hidung. Virus corona, kata organisasi itu, hanya bisa menyebar di udara jika droplet dari orang terinfeksi berukuran super kecil, kurang dari 5 micron.
ADVERTISEMENT
“Meskipun virus COVID-19 telah terdeteksi oleh RT-PCR dalam sampel udara yang dikumpulkan di kamar pasien COVID-19 yang tidak menjalani AGP (aerosol generating procedures atau prosedur penghasil aerosol),” kata WHO dalam pedoman mereka. “Tidak satu pun dari studi ini yang mampu membiakkan virus dari partikel udara ini, sebuah langkah yang sangat penting untuk menentukan daya menular partikel virus.”
Kantor WHO di Jenewa, Swiss. Foto: Shutter Stock
Menanggapi pedoman WHO yang kabur dalam penjelasan transmisi virus corona secara aerosol, 239 ilmuwan dari 32 negara sedang mempersiapkan laporan yang membuktikan bahwa virus corona memang bisa menyebar lewat udara. Harapannya, bukti ini akan mengubah pedoman WHO terkait bagaimana virus corona menyebar.
Bukti tersebut nantinya akan dimuat di jurnal medis Clinical Infectious Diseases pada Senin (6/7) ini. Ratusan ilmuwan tersebut juga telah menyampaikan surat terbuka ke organisasi yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu pada akhir pekan kemarin, menurut laporan sejumlah media AS.
ADVERTISEMENT
Jose Jimenez, seorang ahli kimia Universitas Colorado yang menandatangani surat terbuka itu mengatakan, bukti bahwa virus corona bisa menyebar lewat udara tidak perlu ditanggapi dengan kepanikan oleh publik. Menurutnya, justru pengetahuan yang benar mengenai bagaimana virus corona menyebar dapat membantu masyarakat untuk membuat protokol pencegahan yang tepat.
"Bukannya virus ini berubah," kata Jimenez, dikutip dari Los Angeles Times. "Kami pikir virus memang ditransmisikan dengan cara ini selama ini, dan mengetahui tentang hal itu membantu melindungi kita."
Warga menggunakan masker saat beraktivitas untuk menghindari virus corona di Jepang. Foto: AFP/PHILIP FONG
Gugatan para ilmuwan memang memiliki dasar empiris yang jelas. Mereka mengutip beberapa studi yang mendukung pandangan bahwa virus corona memang bisa bertahan di udara dan menyebar lewat udara.
Salah satu studi yang dirujuk para ilmuwan adalah laporan ilmiah berjudul ‘Consideration of the Aerosol Transmission for COVID-19 and Public Health’ yang dimuat oleh penerbit akademik Wiley pada 1 Mei 2020. Dalam riset tersebut, para peneliti memperingatkan potensi penularan virus corona lewat udara berdasarkan tiga argumen.
ADVERTISEMENT
“Kami meninjau dan menyajikan tiga garis bukti: laporan kasus penularan individu tanpa gejala dalam hubungan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa pernapasan normal dan bicara menghasilkan tetesan kecil terutama dari ukuran aerosol yang dapat berpindah; data empiris terbatas telah merekam partikel aerosolized SARS-CoV-2 yang tetap melayang di udara selama berjam-jam dan dapat berpindah jarak jauh termasuk di luar ruangan dan di dalam bangunan, dan literatur yang lebih luas yang semakin mendukung penularan aerosol penyakit menular,” kata peneliti dalam studi tersebut.
Jika virus corona terbukti menyebar lewat udara, protokol pencegahan perlu dipertimbangkan ulang. Dalam hal ini, pemangku kebijakan perlu memikirkan jarak physical distancing yang aman dan peralatan pelindung diri macam apa yang perlu dipakai seseorang ketika keluar rumah.
ADVERTISEMENT