news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ratusan Spesies Baru Hewan Hidup di Gunung Berapi Bawah Laut Ekstrem Ini

26 Januari 2021 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung berapi bawah laut Brothers di Selandia Baru. Foto: NOAA via Wikimedia Commons (CC BY SA 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung berapi bawah laut Brothers di Selandia Baru. Foto: NOAA via Wikimedia Commons (CC BY SA 2.0)
ADVERTISEMENT
Tak semua hewan suka hidup di kondisi yang nyaman di Bumi. Beberapa di antaranya bisa hidup di kondisi ekstrem yang tampaknya mustahil untuk dilakukan sebagian besar makhluk hidup Bumi.
ADVERTISEMENT
Contohnya seperti yang baru-baru ini dilaporkan oleh sekelompok tim peneliti internasional di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Mereka berhasil menemukan hampir 300 spesies hewan yang mampu hidup di lingkungan ekstrem gunung berapi bawah laut.
Untuk menemukan ratusan spesies makhluk hidup itu, para peneliti menggunakan robot yang dioperasikan dari jarak jauh untuk mengikis sedimen dari kumpulan ventilasi hidrotermal sedalam 1.800 meter yang disebut Gunung Berapi Brother, sekitar 320 kilometer timur laut Selandia Baru.
Dalam analisis DNA mereka dari sedimen vulkanik, tim peneliti menemukan 285 jenis mikroba baru yang belum diketahui. Dari jumlah tersebut, 202 spesies bakteri di antaranya merupakan bakteri baru yang potensial dan 83 spesies merupakan archaea atau mikroba bersel tunggal purba yang cenderung hidup di lingkungan ekstrem.
Ilustrasi mikroba Foto: Pixabay/mmmccc
Peneliti menemukan, berbagai jenis mikroba ini tampaknya hidup berkumpul di berbagai bagian Gunung Berapi Brother, tergantung pada suhu dan keasaman air di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Spesies tertentu menyukai dinding kaldera gunung berapi, yang dipenuhi dengan cerobong asap setinggi 20 meter yang terus-menerus memuntahkan cairan logam dengan temperatur 320 derajat Celcius. Spesies lain lebih suka berenang melalui gas belerang yang bocor dari dua gundukan besar di dekat pusat kaldera, di mana suhu air di sana bisa mencapai 120 derajat Celsius.
"Kami sedang menuju ke titik di mana mikroba bisa sangat informatif tentang lingkungan asalnya dan bahkan mencerminkan beberapa masa lalu," kata peneliti Divisi Biosains Laboratorium Nasional Oak Ridge sekaligus bagian dari penulis laporan ini, Mircea Podar, dikutip dari Phys.
"Dengan lebih banyak data, kami dapat menggunakan mikroba sebagai proxy untuk mengkarakterisasi lingkungan di mana pengukuran tradisional sulit untuk ditangkap.”
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan mengatakan, selain mengungkap temuan spesies baru hewan bersel satu, penelitian mereka memberikan sumbangsih pengetahuan tentang tempat-tempat paling ekstrem di Bumi.
Organisme seperti mikroba dan makhluk mikroskopis memang diketahui bisa bertahan hidup dalam kondisi ekstrem, di mana hewan bertubuh besar mungkin sudah mati. Beberapa dapat kita lihat lewat tardigrada yang tahan radiasi atau prokariota yang hidup dalam tekanan air di dasar Palung Mariana.