Rekor Baru, Ini Bintang Terjauh yang Ditemukan Teleskop Luar Angkasa

1 April 2022 11:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hubble temukan bintang terjauh, Earendel. Foto: Dok. NASA/ESA
zoom-in-whitePerbesar
Hubble temukan bintang terjauh, Earendel. Foto: Dok. NASA/ESA
ADVERTISEMENT
Ilmuwan mengumumkan bahwa teleskop luar angkasa Hubble memecahkan rekor bintang terjauh yang pernah diamati pada Rabu (30/3). Bintang ini berjarak 12,9 miliar tahun cahaya, memecahkan rekor penemuan bintang sebelumnya yang jauhnya 9 miliar tahun cahaya.
ADVERTISEMENT
Bintang terjauh yang ditemukan teleskop Hubble namanya Earendel, yang berarti “bintang pagi” dari bahasa Inggris Lama. Ia memiliki massa sekitar 50 kali massa Matahari, dan jutaan kali lebih terang.
Bintang ini berjarak 12,9 miliar tahun cahaya, artinya cahaya dari bintang sudah menempuh waktu 12,9 miliar tahun untuk sampai ke lensa teleskop Hubble, atau dihasilkan sekitar 800 juta tahun pertama alam semesta.
Brian Welch, astronom dari Jhon Hopkins University sekaligus pemimpin penelitian, menjelaskan bahwa mendeteksi objek kecil dengan jarak jauh sangat sulit, karena redshift yang dialami cahaya dalam perjalanannya menuju pengamat, dan cahaya dari bintang jauh, sering bercampur dengan cahaya galaksi.
“Kami hampir tidak percaya pada awalnya, itu lebih jauh daripada bintang redshift tertinggi sebelumnya yang paling jauh,” ujar Brian Welch, astronom dari Jhon Hopkins University sekaligus pemimpin penelitian.
ADVERTISEMENT
“Biasanya pada jarak ini, seluruh galaksi terlihat seperti noda kecil, dengan cahaya dari jutaan bintang yang menyatu,” tambah Welch. “Galaksi yang menampung bintang ini telah diperbesar dan terdistorsi oleh lensa gravitasi menjadi bulan sabit panjang yang kami beri nama Busur Matahari Terbit.”
Hubble temukan bintang terjauh, Earendel. Foto: Dok. NASA/ESA
Redshift adalah gejala fisika dengan cahaya dari sumber yang menjauh, merenggang, dan mengubah nilai frekuensi atau panjang gelombangnya. Redshift juga berlaku jika pengamat juga menjauh.
Alam semesta terus mengembang sejak tercipta 13,7 miliar tahun yang lalu. Oleh karena itu, objek-objek di alam semesta menjauh satu sama lain. Objek alam semesta menjauh semakin cepat jika jaraknya semakin jauh. Sehingga semakin jauh objek, semakin redshift cahaya mereka.
Peneliti menjelaskan bahwa Eerandel memiliki nilai redshift 6,2. Sementara pemegang rekor sebelumnya, yakni bintang Icarus, punya redshift 1,5.
ADVERTISEMENT
Icarus memegang rekor sebagai bintang terjauh yang berhasil diamati oleh Hubble pada 2018 lalu. Icarus berjarak 9 miliar tahun cahaya dari Bumi. Ilmuwan berhasil menemukan bintang ini karena bantuan lensa gravitasi galaksi yang berjarak 5 miliar tahun cahaya.
Pada kasus Earendel pun begitu. Ilmuwan menggunakan lensa gravitasi sebuah klaster galaksi bernama WHL0137-08 yang berada di antara Bumi dan Earendel.
Dikutip dari Hubblesite, lensa gravitasi dapat terjadi ketika sejumlah besar materi, seperti klaster galaksi, menciptakan medan gravitasi yang mendistorsi dan memperbesar cahaya dari galaksi jauh yang berada di belakangnya, tetapi dalam garis pandang yang sama.
Lensa gravitasi oleh galaksi merah meneruskan cahaya galaksi biru di belakangnya. Foto: Dok. NASA/ESA
Welch menjelaskan, kemungkinan bintang yang sangat tua ini memiliki komposisi yang berbeda dengan bintang-bintang yang relatif lebih modern.
ADVERTISEMENT
“Earendel sudah ada sejak lama sehingga mungkin tidak memiliki semua bahan mentah yang sama seperti bintang-bintang di sekitar kita saat ini,” jelas Welch. “Mempelajari Earendel akan menjadi jendela menuju era alam semesta yang tidak kita kenal, tetapi itu mengarah pada semua yang kita ketahui. Sepertinya kami baru saja membaca buku yang sangat menarik, tetapi kami mulai dengan bab kedua, dan sekarang kami akan memiliki kesempatan untuk melihat bagaimana semuanya dimulai."
Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Nature 30 Maret 2022.