Riset: Ekspresi Wajah tiap Orang Saat Orgasme Berbeda-beda

16 Oktober 2018 8:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tidak perlu berolahraga pagi (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Tidak perlu berolahraga pagi (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Ada riset yang mempelajari ekspresi manusia ketika sedang orgasme. Ternyata dalam riset itu ditemukan bahwa ekspresi yang tiap orang buat saat orgasme bisa berbeda satu sama lain, berdasarkan kebudayaan masing-masing orang.
ADVERTISEMENT
Newsweek melansir riset ini dipimpin oleh Rachael Jack, psikolog di University of Glasgow, dan hasil temuannya telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Dijelaskan bahwa manusia sering menggunakan ekspresi wajahnya untuk mengomunikasikan pesan sosial. Riset-riset sebelumnya menduga bahwa ketika seseorang mengalami rasa sakit atau orgasme, dua pengalaman yang berbeda dan intens, ia akan membuat ekspresi wajah yang hampir tidak bisa dibedakan.
Menurut peneliti, hal tersebut membuat adanya pertanyaan mengenai peran ekspresi sebagai alat komunikasi yang efektif.
Wanita cenderung lebih lama untuk mencapai orgasme (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita cenderung lebih lama untuk mencapai orgasme (Foto: Thinkstock)
Jadi untuk menginvestigasi masalah ini, para psikolog membuat beberapa model ekspresi wajah dalam bentuk animasi dengan menggunakan program komputer. Wajah tersebut kemudian menunjukkan beberapa ekspresi wajah yang berbeda, dengan menggunakan gerakan wajah, seperti menaikkan kelopak mata atau mengerucutkan mulut.
ADVERTISEMENT
Kemudian 40 pria dan perempuan dari kebudayaan barat dan Asia ditunjukkan 3.600 wajah animasi tersebut. Mereka kemudian diminta untuk menjelaskan gambaran wajah tersebut, apakah menggambarkan ekspresi sakit atau orgasme.
Selain itu, mereka juga diminta untuk menggambarkan seberapa intensnya dengan skala dari sangat kuat hingga sangat lemah.
Jika ekspresi wajah tidak sesuai dengan gambaran ekspresi sakit atau orgasme milik peserta, mereka diminta memilih pilihan "other".
Tempat bercinta selain tempat tidur (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat bercinta selain tempat tidur (Foto: Thinstock)
Dari hasil survei pertama, para peneliti kemudian meningkatkan ekspresi wajah animasinya, dan kemudian melakukan survei serupa pada 104 pengamat dari dua kebudayaan, yaitu dari Barat dan Asia.
Dari survei-survei tersebut ditemukan bahwa orang-orang dari kebudayaan yang sama secara konsisten bisa mengenali ekspresi wajah mana yang menunjukkan rasa sakit dan mana yang menunjukkan orgasme.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tim peneliti juga menemukan bahwa ekspresi rasa sakit pada wajah orang-orang dari lintas kebudayaan ternyata sama. Penggambaran ini berupa penurunan alis, naiknya pipi, hidung mengerut, dan mulut meregang.
Namun ditemukan juga bahwa ekspresi wajah orang-orang saat orgasme bisa berbeda berdasarkan kebudayaan mereka yang berbeda-beda. Bagi orang Barat, penggambaran orgasme adalah mata dan mulut terbuka. Sementara bagi orang Asia Timur, ekspresi orgasme adalah mata dan mulut tertutup sambil tersenyum.
Ilustrasi Frekuensi Bercinta Suami Istri (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Frekuensi Bercinta Suami Istri (Foto: Thinkstock)
Menurut peneliti, temuan ini membantu melihat pemahaman kita mengenai ekspresi wajah karena sakit dan orgasme dalam komunikasi, melawan hasil riset sebelumnya yang menemukan sedikit perbedaan antara keduanya. Temuan juga memberi informasi atas bagaimana kebudayaan membentuk gambaran ekspresi wajah yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Peneliti dalam riset ini mengatakan bahwa perbedaan gambaran wajah saat orgasme muncul karena kebudayaan yang mempengaruhi perilaku individu. Dijelaskan bahwa riset ini menunjukkan bahwa orang Barat menghargai keadaan rangsangan positif tinggi, seperti rasa gembira dan antusiasme, yang sering kali diasosiasikan dengan gerakan mata dan mulut membuka lebar.