Riset: Ganja Bisa Hentikan Gejala Penyakit Paru-paru

10 Juli 2020 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan memegang ganja medis di Pharmocann, sebuah perusahaan ganja medis di Israel. Foto: AMIR COHEN/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan memegang ganja medis di Pharmocann, sebuah perusahaan ganja medis di Israel. Foto: AMIR COHEN/REUTERS
ADVERTISEMENT
Penelitian terhadap ganja (kanabis) menunjukkan, tumbuhan jenis psikotropika ini mungkin memiliki manfaat yang lebih banyak daripada hanya membuat mabuk.
ADVERTISEMENT
Jika isolat ganja diambil dengan cara yang benar, mungkin bakal memiliki banyak manfaat yang belum ditemukan. Sejauh ini, ganja sering dipakai dalam perawatan kesehatan, seperti kesehatan neurologis, mental, dan gangguan nyeri.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Frontiers in Pharmacology menunjukan, bahwa Tetrahydrocannabinol (THC) atau senyawa utama dari tumbuhan ganja, selain dapat memabukan, ternyata dapat mencegah gejala mematikan pada penyakit yang menyerang paru-paru, seperti COVID- 19, influenza, dan lainnya. Hal ini terbukti dalam uji coba pada tikus.
Sindrom kesulitan pernapasan akut memengaruhi lebih dari 3 juta jiwa setiap tahunnya. Gejala yang ditimbulkan biasanya diikuti dengan infeksi pada paru-paru, peradangan cepat, nafas pendek, dan kulit kebiru-biruan. 35-50 persen orang yang mengalaminya bisa berakibat fatal. Dengan maraknya kasus COVID-19, maka gangguan pernafasan menjadi salah satu komplikasi serius dalam perawatannya untuk memerangi pandemi yang sedang terjadi.
Tanaman ganja. Foto: REUTERS/Amir Cohen
Untuk membuktikan senyawa ganja itu dapat membantu meringankan gejala penyakit paru-paru, Amira Mohammed dan timnya di University of South Carolina melakukan eksperimen terhadap seekor tikus yang mengidap sindrom kesulitan pernapasan akut dengan THC. Efeknya, THC mampu berperan sebagai zat antiperadangan, yang berarti ia memiliki peran penting dalam menghentikan peradangan pada paru-paru.
ADVERTISEMENT
Peneliti juga menemukan, bahwa dalam 100 persen kasus gangguan pernapasan yang dialami tikus, THC dapat melindungi tikus dari gejala mematikan yang terjadi setelah badai sitokin dengan memblokir sitokin proinflamasi yang membawa sel-sel kekebalan tubuh ke daerah paru-paru dan menyebabkan kerusakan. Tidak hanya itu, THC sebenarnya dapat meningkatkan aktivitas antiperadangan, memperlambat peradangan, dan mencegah kerusakan yang berbahaya.
Dengan temuan ini kita mendapatkan rute baru yang mungkin dapat menghentikan badai sitokin dan komplikasi pada pasien dengan penyakit pernafasan. Riset yang dilakukan hanya pada tikus dan harus melakukan tes lebih lanjut dan uji klinis pada manusia sebelum dijadikan terapi. Ini juga bisa menjadi aplikasi menarik pada marijuana di masa depan.
Sindrom kesulitan pernapasan akut adalah masalah serius pada penyakit paru-paru, dan menjadi potensi yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup pasien. Semoga penelitian ini dapat menjelaskan bahwa komplikasi harus dilawan dengan cara yang lebih tradisional.
ADVERTISEMENT