Riset NASA Tandai Gravitasi di Indonesia dengan Warna Merah, Ini Artinya

16 November 2021 7:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Sudah bukan rahasia bahwa Bumi yang kita singgahi memiliki gravitasi untuk membantu seluruh makhluk dan benda di dunia tetap berpijak di tanah. Namun, tahukah kamu bahwa setiap belahan dunia memiliki tingkat tarikan gravitasi yang berbeda?
ADVERTISEMENT
Mungkin terdengar aneh, tapi itu adalah kebenarannya. Menurut NASA, gravitasi di setiap wilayah ditentukan oleh massa. Karena massa Bumi tidak terbagi secara merata, maka gravitasi cenderung berubah seiring berjalannya waktu.
Program penelitian Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) NASA membantu para ilmuwan untuk memetakan dan melihat tingkat gravitasi di seluruh dunia. Mereka membagikan gambar 3D dari model gravitasi tersebut, pada peta geoid Bumi--peta yang menunjukkan bentuk asli Bumi-- berdasarkan data yang dikumpulkan yang diambil oleh GRACE.
Dalam peta geoid Bumi itu tampak terlihat variasi yang mengejutkan dalam medan gravitasi Bumi. Adapun anomali gravitasi yang diukur oleh GRACE ditandai dengan warna. Warna merah menyoroti gravitasi yang lebih kuat, sementara gravitasi yang lebih lemah ditandai dengan warna biru.
ADVERTISEMENT
Gambar 3D Bumi menunjukkan tingkat gravitasi Bumi di berbagai belahan dunia. Foto: GRACE NASA
Dalam gambar bola dunia 3D tersebut terlihat bahwa daerah barat laut Amerika Selatan memiliki tarikan gravitasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah selatan India yang lebih lemah dan ditandai dengan warna berangsur membiru saat mencapai tepinya. Sementara wilayah utara India, Himalaya, gravitasi terpantau tinggi dengan warna merah gelap.
Sementara Indonesia, jika dilihat dari gambar tersebut, ditandai dengan warna merah gelap. Ini menandakan bahwa wilayah Indonesia memiliki tingkat gravitasi tinggi.
Gambar 3D Bumi menunjukkan tingkat gravitasi Bumi di Indonesia ditandai dengan warna merah gelap. Foto: GRACE/NASA
Satelit GRACE Twin diluncurkan pada Maret 2002, kolaborasi antara Pusat Penelitian Luar Angkasa di Texas University, Austin, Laboratorium Propulsi Jet NASA, Pasadena, California, Badan Antariksa Jerman dan Pusat Penelitian Jerman untuk Geosains Potsdam.
Mereka membuat pengukuran rinci medan magnet bumi guna membantu memetakan gravitasi dan sistem alami Bumi. Satelit mengakhiri misi sains mereka pada 27 Oktober 2017, karena mengalami masalah baterai sehingga duo satelit tidak berfungsi.
ADVERTISEMENT