Riset Temukan Zat di Racun Ular Ini Bisa Lawan Virus Corona

2 September 2021 9:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ular jararacussu (Bothrops jararacussu). Foto: Rodrigo Tetsuo Argenton via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ular jararacussu (Bothrops jararacussu). Foto: Rodrigo Tetsuo Argenton via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan di seluruh dunia kini tengah mencari terapi untuk melawan virus corona SARS-CoV-2, penyebab COVID-19. Salah satu kandidatnya adalah molekul di bisa salah satu ular beracun.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti Brasil baru-baru ini menemukan bahwa molekul dari racun ular jararacussu terbukti dapat menghambat reproduksi virus corona di sel monyet hingga 75 persen. Temuan ini dilaporkan dalam artikel yang dipublikasi jurnal ilmiah Molecules pada Agustus lalu.
"Kami mampu menunjukkan komponen racun ular ini mampu menghambat protein yang sangat penting dari virus," kata Rafael Guido, profesor Universitas Sao Paulo sekaligus penulis studi tersebut, dikutip dari Reuters.
Peneliti menyebut bahwa bisa ular jararacussu memiliki molekul peptida. Ia adalah rantai asam amino yang dapat terhubung ke enzim PLPro di virus corona — enzim yang sangat penting untuk reproduksi virus — tanpa melukai sel lain.
Guido mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa peptida telah dikenal sebagai anti-bakteri. Asam amino ini bahkan dapat dibuat di laboratorium, sehingga orang enggak perlu repot-repot menangkap ular jararacussu.
Ular jararacussu (Bothrops jararacussu). Foto: Rafael Menegucci via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
Peneliti menekankan bahwa yang bermanfaat dari racun ular jararacussu adalah molekul peptida, bukan bisa ular itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Kami waspada terhadap orang-orang yang pergi berburu jararacussu di sekitar Brasil, mengira mereka akan menyelamatkan dunia... Bukan itu!" kata Giuseppe Puorto, seorang herpetologis di Institut Butantan Sao Paulo.
"Bukan racun itu sendiri yang akan menyembuhkan virus corona."
Jararacussu adalah salah satu ular terbesar di Brasil, di mana panjang tubuhnya dapat mencapai 2 meter. Ia hidup di Hutan Atlantik pesisir dan juga ditemukan di Bolivia, Paraguay, dan Argentina.
Para peneliti kini berencana mengevaluasi efisiensi dosis molekul yang berbeda. Mereka juga hendak mencari tahu apakah peptida mampu mencegah virus corina memasuki sel sejak awal.
Peneliti berharap dapat menguji peptida ke dalam sel manusia dalam waktu dekat. Namun, mereka tidak memberikan batas waktu kapan uji coba ini berlangsung.
ADVERTISEMENT