Riset Terbaru Bantah Meteorit Ini Bawa Bukti Kehidupan di Mars

16 Januari 2022 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Allan Hills (ALH) 84001, meteorit dari Mars yang menabrak Bumi pada 4 miliar tahun silam. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Allan Hills (ALH) 84001, meteorit dari Mars yang menabrak Bumi pada 4 miliar tahun silam. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Batu meteorit dari Mars yang menabrak Bumi pada 4 miliar tahun lalu tak memiliki tanda-tanda makhluk hidup, menurut riset baru. Kesimpulan ini berseberangan dengan kesimpulan para peneliti NASA pada 1996 lalu yang menduga batu tersebut membawa sisa-sisa kehidupan purba di Mars.
ADVERTISEMENT
Meteorit itu, yang disebut Allan Hills (ALH) 84001, ditemukan di Antartika pada tahun 1984. Ia dianggap sebagai salah satu meteorit tertua dari Mars yang diketahui sampai ke Bumi.
Pada tahun 1996, tim yang dipimpin NASA mengumumkan bahwa batu meteorit seberat 2 kg tersebut memiliki senyawa organik yang tampaknya ditinggalkan oleh makhluk hidup. Namun, hipotesis tersebut dibantah oleh sekelompok peneliti internasional dalam artikel ilmiah yang terbit di jurnal Science pada Kamis (13/1).
Menurut tim peneliti tersebut, batu meteorit ALH 84001 memang mengandung senyawa organik seperti hidrogen dan karbon, namun asalnya bukan dari makhluk hidup. Sebaliknya, senyawa organik di meteorit tersebut justru berasal dari reaksi kimia abiotik.
Planet Mars. Foto: Jurik Peter/Shutterstock
Dalam laporannya, tim riset yang dipimpin peneliti Carnegie Institution for Science, Andrew Steele, menemukan bahwa batu meteorit Mars itu mengalami dua proses geokimia penting saat tiba di Bumi.
ADVERTISEMENT
Proses yang pertama disebut serpentinisasi. Ini terjadi ketika batuan beku kaya besi atau magnesium secara kimiawi berinteraksi dengan air yang bersirkulasi, mengubah mineraloginya dan menghasilkan hidrogen.
Adapun proses yang kedua, yang disebut karbonisasi, melibatkan interaksi antara batuan dan air yang sedikit asam yang mengandung karbon dioksida terlarut, dan menghasilkan pembentukan mineral karbonat.
Menurut laporan The Guardian, Steele menjelaskan bahwa perbedaan hipotesis yang dibuat timnya dan peneliti NASA pada 1996 disebabkan oleh alat yang dipakai untuk mengamati meteorit. Dalam hal ini, ia menyebut bahwa teknologi yang dipakai tim penelitiannya lebih mutakhir ketimbang peneliti pada 1996.
Riset yang dibuat Steele menggunakan berbagai persiapan sampel dan teknik analisis yang canggih—termasuk pencitraan skala nano, analisis isotop, dan spektroskopi. Bagaimanapun, Steele memuji pengamatan dari para peneliti NASA pada 1996 dan menyebut bahwa hipotesis yang mereka klaim "adalah interpretasi yang masuk akal" pada zamannya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi temuan riset baru, dua anggota peneliti NASA pada 1996 menyebut bahwa kesimpulan yang dibuat Steele dan rekan-rekannya adalah hal yang “mengecewakan” karena terlalu spekulatif.
Planet Mars Foto: AlexAntropov86/ Pixabay
“Sementara data yang disajikan secara bertahap menambah pengetahuan kita tentang (meteorit), interpretasinya hampir tidak baru, juga tidak didukung oleh penelitian,” kata Kathie Thomas-Keprta dan Simon Clemett, peneliti astromaterial di Johnson Space Center NASA di Houston yang terlibat dalam riset pada 1996.
"Spekulasi yang tidak didukung tidak menyelesaikan teka-teki seputar asal usul bahan organik,” tegas mereka.
Di sisi lain, Steele menganggap bahwa satu-satunya cara untuk membuktikan apakah Mars pernah atau masih memiliki kehidupan adalah dengan membawa sampel ke Bumi untuk dianalisis. Saat ini, robot penjelajah dari NASA, Perseverance, sedang dalam misi di Mars untuk mengumpulkan tiga lusin sampel bebatuan Planet Merah.
ADVERTISEMENT
Misteri kehidupan alien di Mars –atau di manapun kolong alam semesta– memang merupakan salah satu pertanyaan eksistensial terbesar dalam sejarah umat manusia.
“Pencarian kehidupan di Mars bukan hanya upaya untuk menjawab pertanyaan 'apakah kita sendirian?' Ini juga berkaitan dengan lingkungan awal Bumi dan menjawab pertanyaan 'dari mana kita berasal?’” pungkas Steele.