Riset Ungkap Dampak Buruk Beri Gadget ke Anak di Bawah 12 Tahun

18 November 2023 15:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak menangis karena handphone atau gadget. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menangis karena handphone atau gadget. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi atau bermain game komputer memiliki efek jangka panjang terhadap fungsi otak anak. Temuan itu, berdasarkan tinjauan penelitian neuroimaging selama 23 tahun.
ADVERTISEMENT
Hasilnya? Ada dampak positif, ada negatifnya. Sebuah studi di jurnal Early Education and Development mencatat analisis terhadap 33 penelitian.
Penelitian ini mengukur dampak teknologi digital pada otak anak di bawah usia 12 tahun. Ada setidaknya 30.000 responden yang ikut serta pada penelitian ini.
Hasilnya, durasi menatap layar menyebabkan perubahan pada otak bagian pre-frontal cortex. Bagian ini mengatur memori pekerjaan, kemampuan perencanaan atau merespons situasi secara fleksibel.
Lama menatap layar juga akan berpengaruh pada otak bagian lobus parietal. Bagian ini membantu kita memproses sentuhan, tekanan, panas, dingin dan nyeri. Pengaruh juga terjadi pada sektor lobus temporal (ingatan, pendengaran dan bahasa) dan lobus oksipital, yang membantu kita menafsirkan informasi visual.
Studi berjudul ‘How Early Digital Experience Shapes Young Brains During 0-12 Years: A Scoping Review’ ini tengah dalam tinjauan (peer-review).
anak main gadget Foto: Shutterstock
“Harus disadari oleh para pendidik dan pengasuh bahwa perkembangan kognitif anak-anak mungkin dipengaruhi oleh pengalaman digital mereka,” kata penulis studi tersebut, Ketua Profesor Hui Li, dari Fakultas Pendidikan dan Pembangunan Manusia, Universitas Pendidikan Hong Kong dilansir Eurekalert.
ADVERTISEMENT
“Membatasi waktu menatap layar mereka adalah cara yang efektif namun penuh tantangan, dan strategi yang lebih inovatif, bersahabat, dan praktis dapat dikembangkan dan diterapkan.
Menurut Li, pemangku kebijakan seharusnya membuat panduan keterlibatan, dan dukungan yang sesuai untuk penggunaan digital anak.
Tim peneliti dari Education University of Hong Kong, Shanghai Normal University China dan Macquarie University Australia, mencari tahu bagaimana aktivitas digital memengaruhi kelenturan otak di periode awal perkembangan otak anak.
Masa 0-12 tahun dianggap penting lantaran perkembangan visual sebagian besar terjadi sebelum anak menginjak usia delapan tahun. Selanjutnya, anak akan masuk fase usia ‘emas’ dalam penguasaan bahasa hingga usia 12 tahun.
Tim mengevaluasi studi tentang penggunaan digital pada anak-anak dan perkembangan otak yang terbit antara Januari 2000 dan April 2023. Usia anak yang diteliti ialah mulai dari enam bulan ke atas.
ADVERTISEMENT
Media berbasis layar adalah yang paling umum digunakan oleh para peserta, diikuti oleh permainan, adegan visual virtual, menonton dan mengedit video, dan penggunaan internet hingga tablet.
Studi menyimpulkan bahwa pengalaman digital di fase awal perkembangan anak ini mempunyai dampak signifikan terhadap bentuk otak anak-anak dan fungsinya. Dampaknya ada yang positif dan ada pula yang negatif.

Dampak negatif

Ilustrasi anak kecanduan gadget. Foto: Shutter Stock
Alih-alih seimbang, dampaknya justru lebih banyak yang negatif ketimbang positif. Hal itu terlihat dari beberapa penelitian soal waktu menatap layar memengaruhi fungsi otak yang menjalankan fungsi:
Penelitian lain menunjukkan bahwa waktu menatap layar yang lebih lama berkaitan dengan rendahnya fungsi konektivitas fungsional di area otak yang berkaitan dengan bahasa dan kontrol kognitif.
ADVERTISEMENT
Hal ini berpotensi berdampak buruk pada perkembangan kognitif. Beberapa penelitian device-based juga dilakukan. Anak yang menggunakan tablet menunjukkan tanda-tanda memiliki fungsi otak dan tugas pemecahan masalah yang lebih buruk.
Empat penelitian menunjukkan video game dan dosis berinternet secara berlebihan berdampak pada skor kecerdasan dan volume otak.
“penggunaan media secara intensif” secara umum terbukti berpotensi berdampak pada pemrosesan visual dan wilayah fungsi kognitif yang lebih tinggi.

Dampak positif

Peneliti mendapati temuan di enam penelitian yang menunjukkan bagaimana pengalaman digital dapat berdampak positif pada fungsi otak anak. Temuan itu misalnya peningkatan fokus dan kemampuan belajar di lobus frontal otak.
Penelitian lain menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan fungsi kognitif, sehingga berpotensi meningkatkan fungsi eksekutif dan keterampilan kognitif anak.
ADVERTISEMENT
Penulis utama, Dr Dandan Wu dari Universitas Pendidikan Hong Kong, mengatakan, “Investigasi ini mengandung implikasi signifikan terhadap perbaikan praktis dan pembuatan kebijakan.”
“Yang terpenting, baik pendidik maupun pengasuh harus menyadari bahwa perkembangan kognitif anak-anak mungkin dipengaruhi oleh pengalaman digital mereka. Oleh karena itu, mereka harus memberikan bimbingan, keterlibatan, dan dukungan yang sesuai untuk penggunaan digital oleh anak-anak.
Sependapat dengan Li, Wu mengatakan bahwa akan sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk melaksanakan kebijakan berdasarkan bukti empiris, ini untuk menjaga dan meningkatkan perkembangan otak anak-anak saat mereka menavigasi era digital.
Tim peneliti menyadari bahwa penelitian ini memeiliki kekurangan. Mereka merekomendasikan penelitian di masa depan untuk mengeksplorasi teknik seperti penelitian longitudinal mengenai dampak layar terhadap fungsi otak.
ADVERTISEMENT