Riset Ungkap Kehebatan Ingus Hadapi Kuman

16 Oktober 2019 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi flu Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi flu Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ingus dikenal sebagai sesuatu yang menjijikan dan jorok. Padahal, air lendir dari hidung yang masih termasuk mukus ini punya peran penting sebagai salah satu bagian pertahanan tubuh kita melawan kuman dan penyakit.
ADVERTISEMENT
Sekarang, ada sebuah riset yang mengungkap kenapa ingus, dan mukus secara umum, punya kemampuan tersebut. Dalam riset yang telah dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology pada 14 Oktober 2019, kemampuan ingus dan mukus melawan kuman berasal dari kandungan gula yang ia miliki.
Kandungan gula itu berada pada senyawa bernama mucin yang terdapat di mukus. Mucin adalah polimer berbentuk memanjang yang dikelilingi gula.
"Mukus menarik perhatian saya karena ini adalah material yang kurang dipelajari yang banyak terdapat di tubuh manusia," kata Katharina Ribbeck, salah satu anggota peneliti, dilansir Science Alert.
Ilustrasi orang tua melakukan tindakan cuci hidung saat anak pilek. Foto: Shutter Stock
Ribbeck menambahkan bahwa kebanyakan penjelasan mukus di buku-buku tidak akurat. Berdasarkan risetnya, anggapan bahwa ingus atau mukus bertugas menjadi semacam filter yang menangkap dan membunuh kuman tidak sepenuhnya benar.
ADVERTISEMENT
"Kami memberi kuman mikroba ke mukus dan apa yang kami temukan adalah mereka sama sekali tidak terperangkap di sana," papar Ribbeck.
Mereka menemukan bahwa di mukus, kuman bakteri bisa berenang bebas. Hal ini ternyata membantu sistem imun kita. Sebab, kuman bakteri yang terpisah dari bakteri lainnya lebih mudah ditangani sel imun tubuh.
Tapi, tidak semua bakteri dibunuh. Ini karena sebenarnya hanya sedikit bakteri yang berbahaya. "Kita memiliki triliunan mikroba yang hidup di dalam dan luar tubuh," ujar Ribbeck.
"Kita memberikan mikroba-mikroba itu rumah, dan sebagai gantinya, mereka memberi servis pada kita," lanjutnya.
Ilustrasi bakteri. Foto: Pixabay.com
Ribbeck menduga bahwa mukus adalah bagian dari proses yang membuat kuman menjadi "penghuni" yang lebih bersahabat.
Kelsey Wheeler, salah satu anggota tim peneliti, mengatakan bahwa riset sebelumnya menunjukkan mucin dapat mencegah sejumlah mikroba berbahaya jadi menggumpal. Sedangkan riset terbaru ini adalah untuk mempelajari apakah komponen gula yang dicangkokkan ke mukus bisa menekan perilaku berbahaya pada mikroba.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini, tim peneliti menguji bagaimana gula berinteraksi dengan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Bakteri itu hanya menyebabkan penyakit ketika menginfeksi orang yang sistem imunnya terganggu.
Ilustrasi mikroba Foto: Pixabay/mmmccc
Mereka menemukan bahwa mukus menekan kemampuan kuman bakteri untuk membunuh mikroba lain, mengeluarkan racun, berkomunikasi, dan membentuk formasi menggumpal.
Ribbeck mengatakan bahwa riset ini mengungkap potensi pengobatan pada molekul-molekul yang dipelajari. Potensi ini sangat besar, mengingat semakin banyak bakteri yang memiliki ketahanan terhadap obat yang harusnya membunuhnya.
"Mengubah kemampuan kuman-kuman untuk menginfeksi tubuh bisa menjadi salah satu strategi ampuh," imbuh Ribbeck.