Riset: Vape Berisi Nikotin Bisa Bantu Orang Berhenti Merokok

7 Desember 2019 10:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vape. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vape. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bagi kamu perokok berat dan berniat ingin berhenti, salah satu cara yang disarankan adalah menggantinya dengan vape. Di dalam sebuah studi terbaru, disebutkan bahwa vape berisi nikotin dapat membantu orang untuk berhenti merokok dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Studi yang dilakukan para peneliti dari University of Auckland, Selandia Baru telah mengamati 1.124 responden, yang 40 persen diantaranya merupakan suku Maori, penduduk asli di Selandia Baru yang punya kebiasaan merokok setiap hari.
“Survei kesehatan NZ pada 2017/2018 menemukan wanita Maori lebih sering merokok ketimbang laki-laki Maori. Jadi hal yang sangat baik ketika banyak wanita Maori terlibat percobaan dalam upaya berhenti merokok,” ujar Profesor Dr Natalie Walker, peneliti utama dari University of Auckland sebagaimana dikutip dari nzherald.
Para peneliti kemudian memantau para peserta yang mengisap vape selama enam bulan. Hasilnya, orang-orang yang menggunakan vape dengan kandungan nikotin cenderung beralih ke vape ketimbang mereka yang menggunakan vape tanpa kandungan nikotin.
Ilustrasi vape. Foto: Pixabay
“Menariknya, penggunaan vape berkurang dengan seiring berjalannya waktu,” ujar Dr Walker.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya apakah penggunaan vape ini aman? Dr Walker menjawab bahwa vape bisa menjadi alat untuk mengurangi tingkat kematian akibat merokok. “Vape tidak lebih berbahaya daripada merokok,” katanya.
Dampak vape pada pengguna rokok juga telah dirasakan di Inggris, salah satu negara yang memerangi rokok. Mereka sukses menekan angka perokok aktif di negaranya.
Dalam jurnal Addiction disebutkan, pada tahun 2017 ada sekitar 50.000 hingga 70.000 perokok di Inggris yang berhenti merokok dan memilih beralih ke rokok elektronik atau vape. Temuan dari studi yang dilakukan para peneliti dari University College London pada 2019 juga mengungkapkan, bahwa sejak 2011 penggunaan vape di Inggris mengalami kenaikan, sedangkan penggunaan rokok justru mengalami penurunan yang cukup signifikan.
ADVERTISEMENT
“Temuan ini cukup meyakinkan. Vape memang membantu para perokok berhenti,” ujar Jamie Brown, penulis studi dan peneliti dari University College London. “Masuk akal kiranya jika vape bisa membantu para perokok untuk berhenti merokok dan menekan angka perokok setiap tahunnya jika penggunaan vape bertahan pada level yang sama seperti tahun 2017.”
vape Foto: shutterstock
Dalam hal ini, pemerintah Inggris diketahui memang getol mempromosikan vape atau e-rokok sebagai upaya menekan angka perokok aktif di negaranya. Hal ini selaras dengan motivasi dan keinginan kuat dari para perokok untuk berhenti merokok.
“Inggris tampaknya telah menemukan keseimbangan antara regulasi dan promosi e-rokok,” kata Emma Beard, penulis utama studi. “Pemasaran dikontrol dengan ketat, sehingga sangat sedikit orang-orang yang menggunakan e-rokok pada segala usia. Sementara jutaan perokok menggunakan vape untuk mencoba berhenti merokok atau mengurangi jumlah yang merokok,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, menurut para peneliti dari Lancet Respiratory Medicine, pecandu rokok bisa berhenti asalkan penggunaan vape digunakan bersama dengan terapi nikotin lainnya, seperti permen karet atau permen pelega tenggorokan sebagai alternatif lain.