news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Saat Sakit Kepala Seperti Ini, Sebaiknya Kamu Pergi ke Dokter

31 Januari 2018 14:33 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sakit kepala pada anak remaja. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala pada anak remaja. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sakit kepala bagi sebagian orang mungkin bukanlah masalah besar. Bahkan sebagian orang telah menanggap sakit kepala sebagai bagian dari hidupnya.
ADVERTISEMENT
“Ketika saya melakukan pemeriksaan rutin, saya tanya apakah mereka sakit kepala,” kata Michael Munger, Dokter pelayanan primer di Overland Park, Kansas, Amerika Serikat.
Munger selalu terkejut setiap mendengar ada pasiennya yang sering mengalami sakit kepala tapi tidak mau memeriksakan diri.
“Sakit kepala sering diabaikan,” ujar Munger sebagaimana dikutip dari Science Alert.
Sakit kepala, sakit kepala karena sinus, migrain, adalah jenis sakit kepala yang sering terjadi. Sakit kepala juga biasa disebabkan oleh makanan, dehidrasi, alkohol, kurang tidur, perubahan cuaca, menstruasi, pekerjaan, dan stres.
Sakit kepala (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala (Foto: Thinkstock)
Sakit kepala dialami oleh 30 hingga 70 persen manusia, kata Nauman Tariq, kepala Headache Center di Johns Hopkins Medicine di Baltimore. Sakit kepala seperti ini bisa diredakan dengan obat yang dijual bebas.
ADVERTISEMENT
Migrain diderita 12 sampai 27 persen orang. Migrain bisa diobati dengan obat yang dijual bebas ataupun obat dengan resep dokter seperti Imitrex, Zomig, dan Maxalt.
Sakit kepala karena sinus terjadi karena adanya kelebihan lendir di hidung dan biasanya terjadi karena alergi, demam, atau flu. Antihistamin atau dekongestan bisa membantu untuk menurunkan sakit kepala.
Munger, yang juga menjabat sebagai pimpinan American Academy of Family Physicians mengatakan kepada Washington Post, sakit kepala tidak berbahaya, tapi bisa jadi merupakan tanda dari penyakit yang lebih berbahaya seperti tumor otak atau aneurisma.
Sakit kepala awal dari adanya tumor (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala awal dari adanya tumor (Foto: Thinkstock)
Kapan Perlu ke Dokter?
Jadi, apakah kamu perlu ke dokter ketika merasa sakit kepala? Kapan sebaiknya kamu harus menemui dokter?
Jawabannya bergantung kepada seberapa sering dan seberapa parah sakit kepalamu. Selain itu, apakah sakit kepala mengganggu kehidupanmu dan apakah penyakitmu bisa diredakan dengan obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen, asetaminophen, dan naproxen.
ADVERTISEMENT
Namun, terlalu banyak mengkonsumsi obat pereda sakit kepala juga memiliki dampak buruk untuk kesehatan.
“Obat yang dijual bebas terlihat aman, namun bisa berbahaya bila terlalu banyak dikonsumsi,” kata Tariq. “Risikonya bisa lebih berbahaya daripada sekadar sakit kepala.”
Misalnya aspirin dan ibuprofen bisa menyebabkan pendarahan gastrointestinal, serta masalah di ginjal dan ulkus. Tylenol bisa menyebabkan kerusakan hati dalam dosis tinggi.
Munger menyarankan agar menemui dokter bila terjadi dua sakit kepala dalam seminggu atau bila merasakan sakit kepala yang tak kunjung sembuh selama dua minggu.
Ilustrasi Sakit Kepala (Foto: Dok. Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sakit Kepala (Foto: Dok. Pixabay)
Bagian Kepala yang Sakit
Lokasi sakit kepala juga bisa menentukan sakit kepala seperti apa yang dialami.
Sinus menyebabkan sakit kepala di sekitar wajah, di atas atau di bawah mata. Migrain terasa di salah satu bagian kepala dan bisa diiringi dengan rasa mual dan masalah pada penglihatan.
ADVERTISEMENT
Munger mengatakan, kadang-kadang pasiennya juga melaporkan rasa sakit di tempat yang spesifik, seperti misalnya di bagian kiri kepala di atas telinga.
Pada penderita sakit kepala, dokter akan mencari tahu apakah ada tanda bahaya seperti kaku, mual, gangguan bicara, masalah ingatan. Sebab, ciri-ciri tersebut bisa menandakan penyakit serius.
“Sebanyak 50 persen penderita sakit kepala juga menderita depresi. Karena itu, psikoterapi atau obat-obatan bisa membantu,” kata Tariq.
Dokter juga akan memberikan obat dengan resep, misalnya obat untuk melemaskan otot atau obat migrain. Stereoid dan antihistamin bisa digunakan untuk sinus.
Bukan hanya dengan obat, suntikan anestetik, steroid, dan botox juga bisa meredakan sakit. Begitu juga neurostimulasi dengan menggunakan getaran atau mendinginkan bagian yang sakit.
ADVERTISEMENT
Untuk sakit kepala biasa, atau seperti kata Munger, sakit otot kepala, pijatan di leher dan pundak atau mengubah posisi duduk bisa membantu menurunkan sakit kepala.
“Kalau kamu stres, coba lakukan relaksasi seperti yoga atau meditasi,” saran Munger.