Sebelum Disuntik Mati, 'Beruang Kutub Tropis' Alami Masalah Kesehatan

26 April 2018 8:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beruang kutub bernama Inuka. (Foto: Wildlife Reserves Singapore via Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Beruang kutub bernama Inuka. (Foto: Wildlife Reserves Singapore via Facebook)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satu-satunya beruang kutub yang lahir di daerah tropis, baru saja mati. Beruang kutub yang dinamai Inuka itu mati atau tepatnya eutanasia pada Rabu (25/4) di Singapore Zoo, kebun binatang di Singapura, akibat usia tua.
ADVERTISEMENT
"Kami telah mengambil suatu keputusan bersama yang berat namun harus dilakukan untuk tidak menghidupkan kembali Inuka dari anestesinya atas dasar kemanusiaan," kata pihak Singapore Zoo dalam sebuah pernyataan.
Pada usia 27 tahun, umur Inuka memang lebih panjang dibandingkan dengan rata-rata umur beruang kutub liar. Ia juga cukup populer di Singapura, tapi keberadaannya juga mengundang kontroversi di banyak kalangan aktivis hewan dan konservasionis.
Pada pemeriksaan fisik terbaru, ditemukan bahwa Inuka menderita radang sendi, masalah gigi dan juga infeksi telinga. Inuka juga mengalami pelemahan anggota tubuh yang mengganggu kemampuan berjalannya.
"Meski kami sangat ingin menjaga agar Inuka bisa tetap bersama kita selama mungkin, tanggung jawab terbesar kami tetap adalah kesejahteraannya," ujar Cheng Wen-haur, deputi CEO Wildlife Reserves Singapore.
ADVERTISEMENT
"Keputusan kami untuk melepas kepergian Inuka diambil dengan pemahaman bahwa isu kesehatannya telah mempengaruhi kehidupannya. Melewati titik di mana kita bisa memastikan kualitas hidup yang baik bagi Inuka, membiarkannya pergi untuk membebaskannya dari penderitaan berkepanjangan adalah suatu kebaikan tersendiri," tambahnya.
Inuka lahir pada 26 Desember 1990, dan merupakan beruang kutub ke-empat milik Singapore Zoo. Sepanjang hidupnya Inuka tak pernah mengenal habitat asli spesiesnya di daerah Arktika, kutub utara.
Para aktivis hewan dan juga konservasionis telah lama melakukan kampanye menolak kehadiran beruang kutub di Singapura. Hal ini dilakukan karena lokasi Singapura di daerah tropis yang tidak sesuai bagi beruang kutub. Pada 2006, kebun binatang tersebut mengumumkan bahwa ia tidak akan menambah jumlah beruang kutub lagi, setelah Inuka.
ADVERTISEMENT
Kepergian Inuka ditangisi oleh banyak warga Singapura. Banyak yang mengungkapkan rasa kehilangannya dengan menuliskannya di Facebook.