Sejak Desember 2018, Gunung Anak Krakatau Masih Berstatus Waspada

30 Desember 2019 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
rekaman CCTV Gunung anak krakatau  Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
rekaman CCTV Gunung anak krakatau Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi pada 29 Desember 2019, pukul 05.29 WIB. Erupsi tersebut menyebabkan terciptanya kolom abu berwarna kelabu setinggi lebih dari 50 meter di atas puncaknya.
ADVERTISEMENT
Erupsi susulan kembali terjadi pada Senin (30/12), pukul 07.53 WIB, menciptakan kolom abu setinggi 2.000 meter berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.
“Tadi erupsi yang teramati secara visual yang paling tinggi itu pukul 07.53 WIB, ketinggiannya sekitar 2.000 meter, sekarang sudah cenderung menurun. Tadi sekitar jam 10 itu udah 200 meter, warnanya tetap putih kelabu tebal,” ujar Nia Haerani, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (30/12).
Menurut Nia, sejak erupsi besar pada 22 Desember 2018 yang menyebabkan tsunami senyap di Banten dan Lampung hingga menewaskan 430 orang, status Anak Krakatau masuk dalam tingkat II atau waspada.
Semburan material vulkanik Anak Gunung Krakatau. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Ini artinya, potensi erupsi pada Gunung Anak Krakatau masih akan terus terjadi. Kendati erupsi yang selama ini dihasilkan sebagian besar didominasi oleh erupsi freatik
ADVERTISEMENT
“Sejak erupsi yang Desember 2018, kawah Anak Krakatau tertutup oleh air. Jadi sekarang yang dominan itu adalah aktivitas hembusan karena pemanasan air oleh material magma yang keluar ke permukaan, sehingga seperti tadi, dominan yang keluar adalah hembusan asap sampai 2.000 meter,” papar Nia.
“Nah, sampai saat ini, masih dominan aktivitas uap air. Sampai sekarang sudah cenderung menurun.”
Meski terjadi beberapa kali erupsi, Nia menegaskan, hingga saat ini intensitas yang dihasilkan tidak sebesar erupsi yang terjadi pada 2018. Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dengan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif saat ini.