news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Selain Asteroid, Komet Paling Terang di 2020 Juga Dekati Bumi saat Ramadhan

6 Mei 2020 8:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi komet atau bintang berekor. Foto: pixabay/WikiImages
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi komet atau bintang berekor. Foto: pixabay/WikiImages
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadhan 1441 Hijriah tampaknya akan menjadi bulan yang benar-benar berbeda. Selain masyarakat diminta untuk tetap di dalam rumah karena pandemi virus corona, rentetan fenomena antariksa pun turut menghiasi situasi kali ini, mulai dari asteroid hingga komet.
ADVERTISEMENT
Tercatat ada empat fenomena luar angkasa yang sudah dan bakal terjadi. Pertama kemunculan asteroid 52768 (1998 OR2) yang telah melintas dekat Bumi di awal Ramadhan kemarin atau tepatnya 29 April 2020, pukul 02.20 WIB. Kemudian disusul oleh hujan meteor Eta Aquarids yang memasuki puncak hujan meteor pada 6 hingga 7 Mei 2020.
Berlanjut pada fenomena asteroid 2016 HP6 atau asteroid Apollo yang diprediksi bakal melintas dekat Bumi pada 7 Mei 2020, pukul 21.48 Universal Time, atau jika di Indonesia bisa teramati pada Jumat, 8 Mei 2020, pukul 02.28 WIB. Dan kini giliran komet SWAN yang bakal menghiasi langit malam Bumi.
Ilustrasi komet. Foto: commons.wikimedia.org
Menurut Observatorium Bosscha, penampakan komet SWAN digadang-gadang bakal menjadi fenomena komet paling terang yang terjadi tahun ini. Fenomena astronomi yang sangat langka ini dapat dilihat mulai 2 hingga 18 Mei 2020, pukul 05.00 - 05.45 WIB atau sebelum matahari terbit.
ADVERTISEMENT
Komet SWAN sendiri pertama kali ditemukan pada 10 April 2020 oleh seorang astronom amatir asal Australia yang bernama Michael Mattiazzo. Mattiazzo tak sengaja menemukannya kala ia melihat hasil pengamatan kamera SWAN yang terpasang di satelit SOHO, yakni satelit milik ESA dan NASA yang digunakan untuk mengamati Matahari selama 24 jam.
Saat itu, Mattiazzo mencoba membandingkan 17 foto yang diperoleh kamera SWAN dalam kurun waktu 25 Maret hingga 11 April 2020, dan dia menemukan benda bergerak cukup terang yang ternyata sebuah komet. Komet penemuannya kemudian diberi nama resmi C/2020 F8 atau SWAN.
Komet SWAN tidak bersifat periodik seperti komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali. Kecerlangan komet SWAN diprediksi bakal mencapai 6 magnitudo di pertengahan Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Ini artinya, komet SWAN dapat terlihat tanpa perlu alat bantu. Kendati begitu, masih ada syarat yang harus dipenuhi untuk bisa melihat komet SWAN dengan mata telanjang, seperti harus berada di tempat yang lebih gelap, jauh dari polusi cahaya, dan horison Timur yang tak terhalang bangunan atau pohon.
Namun, jika kamu bertempat tinggal di pinggiran kota, kamu masih bisa mengamatinya dengan menggunakan kamera DSLR. Caranya, cukup dengan mengarahkan kamera ke arah Timur lalu ambil foto dengan ISO tinggi dan waktu bukaan sekitar 30 detik.
Komet yang berhasil ditangkap Observatorium Bosscha. Foto: Observatorium Bosscha/Muhammad Yusuf
Komet SWAN berada di sebelah Timur dengan ketinggian antara 30 hingga 10 derajat. Ekor komet semakin memanjang seiring mendekatnya komet ke Matahari. Namun karena jarak komet dan Matahari semakin dekat, maka kecerahan komet akan semakin sulit dilihat jika menggunakan mata telanjang.
ADVERTISEMENT
Komet sendiri dikenal di masyarakat umum sebagai bintang berekor, meski sebenarnya bukanlah bintang. Komet adalah batuan kecil di tata surya yang diselimuti es. Saat mendekati Matahari, komet akan melepaskan debu dan gas yang tampak seperti ekor. Tidak semua komet memiliki ekor yang panjang.
Para pemburu komet biasanya mencari komet pada saat fajar atau senja di sekitar Matahari terbit dan terbenam menggunakan binokuler atau teleskop. Komet akan tampak sedikit berekor dan bergerak di antara bintang-bintang.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.