HIT Expert #1

Selain Corona, Bahaya yang Selalu Mengintai Itu Bernama DBD

9 April 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indonesia sudah tidak asing dengan demam berdarah dengue (DBD). Dari tahun ke tahun, penyakit endemik ini mengintai ribuan orang di seluruh penjuru tanah air. Bahkan di tengah pandemi COVID-19 (virus corona), ancaman demam berdarah dengue tidak melemah.
ADVERTISEMENT
Tahun ini saja, tepatnya hingga 15 Maret 2020, jumlah penderita demam berdarah dengue di Indonesia sudah mencapai 25.693 orang; 164 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan sepanjang 2018, total jumlah kasus demam berdarah “hanya” 65.602.
Ini berarti, jumlah kasus demam berdarah dengue pada tiga bulan pertama tahun ini melonjak signifikan jika dibandingkan dengan data tahun 2018: jumlah kasus demam berdarah dengue di tiga bulan pertama 2020 sudah nyaris lebih dari 50 persen dari jumlah kasus di awal tahun 2018.
Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Lampung, dan Jawa Timur adalah empat provinsi dengan jumlah kasus demam berdarah dengue terbanyak tahun ini. Keempatnya masuk ke dalam zona merah, wilayah dengan kuantitas kematian dan kasus tertinggi.
ADVERTISEMENT
Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Jambi, dan Riau masuk ke dalam zona kuning — satu level bahaya di bawah zona merah. DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat, dengan jumlah kasus di bawah seribu, masuk ke dalam zona hijau.
Angka-angka teratas tentu mengkhawatirkan karena demam berdarah dengue sebenarnya bukan penyakit yang dapat menular langsung dari manusia ke manusia. Virus demam berdarah dengue (DENV) hanya bisa menular dari satu manusia ke manusia lain lewat vektor (perantara penularan penyakit) — utamanya nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes aegypti sendiri tidak begitu saja menjadi pembawa virus demam berdarah dengue (DENV). Seekor nyamuk terinfeksi virus DENV hanya jika nyamuk tersebut menggigit seseorang yang terinfeksi virus tersebut. Seseorang ini bisa siapa saja: seseorang yang menunjukkan gejala infeksi demam berdarah dengue, seseorang yang belum menunjukkan gejala infeksi demam berdarah dengue, bahkan seseorang yang tidak menunjukkan gejala infeksi demam berdarah dengue.
com-Ilustrasi pencegahan demam berdarah dengue. Foto: Shutterstock
Nyamuk jenis ini hidup di habitat urban dan beranak-pinak dalam wadah buatan manusia. Mereka aktif di siang hari, utamanya setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, metode kontrol dan pencegahan utama penularan virus demam berdarah dengue adalah memutus rantai penularan di tingkat vektor. Beberapa cara yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah menutup akses kembang biak nyamuk Aedes aegypti dengan manajemen dan modifikasi lingkungan; membuang limbah padat dengan benar dan menghilangkan habitat buatan manusia yang dapat menampung air, menutup, mengosongkan, dan membersihkan bejana penyimpanan air setiap minggu, hingga menggunakan insektisida yang tepat untuk wadah penyimpanan air yang berada di luar ruangan.
Di Indonesia, anjuran ini atas lebih akrab dikenal dengan pendekatan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur). Segala jenis wadah yang dapat menampung air harus dikuras, ditutup, atau dikubur agar tidak nyamuk tidak punya ruang untuk berkembang biak, terutama di musim pancaroba seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus demam berdarah dengue memang selalu meningkat pada musim hujan, karena telur nyamuk menetas di musim hujan. Namun setelah musim hujan berlalu dan sebelum musim hujan berikutnya tiba, nyamuk Aedes aegypti perlu diwaspadai.
com-Ilustrasi perlindungan dari nyamuk Aedes aegypti. Foto: Shutterstock
Spesies ini telah berevolusi sehingga telurnya bisa bertahan di kondisi kering selama beberapa bulan, dan baru menetas ketika bersentuhan dengan air. Adaptasi ini membuat upaya pembasmian nyamuk Aedes aegypti menjadi sulit.
Tidak hanya itu, evolusi yang telah dijalani spesies ini membuatnya menjadi lebih bandel. Ukurannya jadi lebih kecil namun lebih sering menggigit untuk persiapan siklus kawin berikutnya (nyamuk jantan dan betina umumnya makan nektar buah, namun betina secara khusus membutuhkan darah untuk memproduksi telur), karena evolusi juga membuat nyamuk Aedes aegypti jadi lebih sering bertelur.
ADVERTISEMENT
Karena itulah anjuran WHO untuk mengenai tempat berkembang biak Aedes aegypti tidak cukup. WHO juga menyarankan perlindungan pribadi dari gigitan nyamuk: mengenakan pakaian yang tidak banyak mengekspos kulit serta menerapkan perlindungan rumahan seperti kawat jendela, pengusir nyamuk, dan kelambu. Perlindungan pribadi ini harus diterapkan pada siang hari, masa aktif gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Perlindungan pribadi ini penting dijalankan karena wadah air — baik yang berada di luar maupun di dalam ruangan — bukan satu-satunya habitat nyamuk Aedes aegypti. Benar nyamuk membutuhkan air untuk menetaskan telur, namun nyamuk dewasa bisa bersembunyi di mana saja. Rak buku, belakang lukisan, bahkan pakaian yang menggantung (terutama yang bekas pakai, karena nyamuk tertarik dengan bau manusia) bisa menjadi tempat nyamuk dewasa bersarang.
ADVERTISEMENT
Secara khusus WHO juga menganjurkan perlindungan ekstra dengan penggunaan aerosol insektisida rumah tangga untuk menurunkan risiko terkena gigitan nyamuk. Anda bisa menggunakan obat nyamuk semprot HIT Expert, yang hadir dengan teknologi double nozzle dan perpaduan formula baru dengan mikro partikel yang menyebar cepat ke seluruh ruangan. Didesain khusus untuk mengatasi nyamuk super bandel, HIT Expert ampuh melindungi Anda dari ancaman demam berdarah dengue.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan HIT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten