Seorang Perempuan Ditangkap Setelah Sengaja Tularkan HIV ke Bayi Temannya

10 Oktober 2020 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Penularan HIV (human immunodeficiency virus) tidak hanya bisa terjadi lewat jarum suntik atau hubungan seks. Cara lain, bisa terjadi melalui proses menyusui ibu ke anak atau lewat ASI (air susu ibu).
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, seorang perempuan di Zimbabwe ditangkap karena diduga sengaja menularkan virus perusak sistem kekebalan tubuh tersebut kepada seorang bayi temannya. Hal itu ia lakukan ketika ia dipercayai untuk mengasuh bayi temannya pada Agustus lalu.
Kala itu, si bayi yang masih berusia 10 bulan tersebut menangis saat bermain dengan anak-anak kecil di sekitarnya. Akhirnya, si perempuan tersebut menyusui si bayi di depan anak-anak kecil tersebut.
Si perempuan itu menyadari bahwa dirinya mengidap HIV, namun tidak diketahui mengapa ia justru menyusui bayi orang lain dan mengabaikan risiko penularan tersebut. Seorang anak laki-laki yang melihat tindakan tersebut langsung melaporkan kejadian ke polisi.
Akhirnya perempuan itu didakwa karena secara sengaja menularkan HIV dan didenda sebesar 500 dolar Zimbabwe atau setara Rp 20 ribu, sebelum persidangan pada 16 Oktober mendatang dimulai.
com-Ilustrasi menyusui Foto: Shutterstock
Diketahui, perempuan dengan HIV dilarang menyusui bayi karena terdapat risiko penularan. Namun hal ini masih kontroversial di kalangan medis karena penelitian terbaru mengatakan bahwa penularan bisa dihindari apabila si ibu dan bayi menjalani terapi obat antiretroviral.
ADVERTISEMENT
“Hanya diperbolehkan menyusui jika HIV tidak terdeteksi dan Anda dan bayi bebas dari masalah perut, serta payudara dan puting Anda sehat tanpa tanda-tanda infeksi,” kata British HIV Association, dilansir Daily Mail.
Di sisi lain, National Health Service Inggris mengatakan bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan. Masyarakat di Zimbabwe juga didorong untuk menggunakan susu formula jika mengidap HIV.
Berdasarkan studi, risiko penularan HIV dari ibu ke bayi lewat ASI masih belum diketahui kebenarannya. Biasanya, bayi yang lahir dari ibu yang memiliki HIV akan secara otomatis dianggap telah terinfeksi HIV pada saat bayi masih di janin.
Ada berbagai faktor risiko yang memungkinkan peningkatan penularan, misalnya jika perut anak mengalami iritasi. Hal ini dapat membuat penyebaran virus dari susu ke aliran darah mereka lebih mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Faktor risiko lainnya adalah adanya virus pada ibu, atau perempuan menyusui. Namun, jika mereka sedang minum obat dan memiliki tingkat HIV yang tidak terdeteksi di dalam darah, maka kecil kemungkinannya virus ada dalam ASI.