Seorang Pria Biarkan Peluru Bersarang di Lututnya Selama 14 Tahun

29 Januari 2019 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluru bersarang di lutut selama 14 tahun, hingga akhirnya pecah. (Foto: Jose I Marquez/Michael A Schindlbeck via The New England Journal of Medicine )
zoom-in-whitePerbesar
Peluru bersarang di lutut selama 14 tahun, hingga akhirnya pecah. (Foto: Jose I Marquez/Michael A Schindlbeck via The New England Journal of Medicine )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pria asal Chicago, Amerika Serikat, membiarkan sebutir peluru bersarang di lututnya selama 14 tahun. Sikapnya ini membuat ia menderita komplikasi parah akibat peluru yang telah pecah dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini para peneliti temukan saat pria berusia 46 tahun yang namanya dirahasiakan itu mengunjungi John H Stroger Hospital di Chicago. Pria itu mengeluh mengalami rasa sakit di lutut kirinya.
Saat para dokter memeriksa catatan rekam medisnya, mereka menemukan bahwa ia mengalami luka tembak di lutut kirinya 14 tahun lalu. Namun tanpa ada alasan yang jelas, peluru itu tidak pernah dikeluarkan dari lutut si pria.
com-Cidera Lutut (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Cidera Lutut (Foto: Thinkstock)
Menurut para laporan dokter yang terbit di New England Journal Medicine, lutut si pria menyimpan banyak cairan.
Ternyata saat diperiksa menggunakan sinar-x, peluru yang bersarang telah menjadi pecahan metal dan menyebar ke seluruh lututnya. Hal ini membuatnya mengalami peradangan pada sendinya.
Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap darahnya juga suram. Darahnya terkontaminasi logam timbal dalam jumlah tinggi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pria itu cukup beruntung. IFL Science melansir, ia tidak menderita efek parah dari keracunan timbal, seperti gagal organ, masalah dengan sistem saraf pusat, dan gangguan fungsi otak.
Peluru yang dipamerkan dalam acara pameran Indo Defence Expo & Forum di Jiexpo Kemayoran  Jakarta, Jumat (9/11/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peluru yang dipamerkan dalam acara pameran Indo Defence Expo & Forum di Jiexpo Kemayoran Jakarta, Jumat (9/11/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Kini, pria itu telah sukses menjalani terapi khelasi untuk "menyedot" keluar metal-metal yang mencemari tubuhnya. Selain melakukan terapi khelasi, para dokter sebenarnya berencana untuk melakukan operasi pada lutut pria itu, tapi ia telah menghilang lebih dulu sebelum para dokter sempat mengoperasinya.
Ekstrem juga ya, pria itu. Siapa pun kamu, jangan ikuti tabiatnya ya.
Banyak kasus menunjukkan, keengganan untuk menjalani operasi atau metode pengobatan lainnya yang seharusnya diperlukan, justru bisa membuat kondisi penyakit jadi semakin parah.