Setelah Divaksin COVID-19, Ini yang Harus Dilakukan

14 Januari 2021 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi pemberian vaksin corona Sinovac di Puskesmas Karya Jaya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/1).  Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi pemberian vaksin corona Sinovac di Puskesmas Karya Jaya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/1). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indonesia resmi menggelar vaksinasi COVID-19 untuk menangani pandemi virus corona. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Sinovac, di mana prosesi penyuntikan dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta, bersama sejumlah tokoh dan perwakilan unsur masyarakat, Rabu (13/1).
ADVERTISEMENT
Vaksinasi corona di Indonesia dilaksanakan dalam 4 tahapan mempertimbangkan ketersediaan, waktu kedatangan, dan profil keamanan vaksin. Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia berusia lebih 18 tahun.
Sejauh ini target vaksinasi di Indonesia menyasar 181,5 juta orang. Dengan kebutuhan dosis vaksin sekitar 426 juta dosis. Masyarakat umum akan menjadi penerima vaksin terakhir yang ditargetkan terlaksana pada April 2021 hingga Maret 2022.
Sementara kelompok prioritas utama terdiri dari tenaga kesehatan, TNI-Polri, petugas pelayan publik yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat dan lansia usia di atas 60 tahun.
Ada banyak pertanyaan terkait vaksinasi yang kini sedang berlangsung di Tanah Air, terutama ihwal apa yang harus dilakukan seseorang setelah divaksinasi COVID-19 Sinovac?
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi pemberian vaksin corona Sinovac di Puskesmas Karya Jaya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/1). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Vaksinasi sendiri adalah proses penyuntikan mikroorganisme yang sudah dimatikan ke dalam tubuh manusia agar tubuh mengenali mikroorganisme tersebut dan membentuk kekebalan tubuh untuk melawannya jika suatu saat menginfeksi sehingga tidak menyebabkan penyakit.
ADVERTISEMENT
Menurut epidemiolog Universitas Padjadjaran (Unpad), dr. Panji Fortuna Hadisoemarto, saat seseorang telah divaksinasi, mereka tidak perlu melakukan isolasi mandiri selama dua minggu seperti orang-orang yang terinfeksi virus corona.
“Tapi, kan pasti ada yang nanya, sudah divaksin kenapa masih pakai masker? Jawab saja, lebih baik double perlindungan daripada single,” ujar Panji dalam tanggapan yang diterima kumparanSAINS, Rabu (13/1).
Oleh karena, setelah vaksinasi masyarakat wajib meningkatkan disiplin protokol kesehatan dari 3M ke 5M. Selain memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun, masyarakat juga perlu menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.
Ini dilakukan karena tidak menutup kemungkinan orang yang disuntik vaksin tanpa diketahui ternyata positif COVID-19 sehingga berpotensi menulari orang lain. Kendati hingga saat ini belum ada laporan orang yang mengalami demikian.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) melihat petugas kesehatan melakukan simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
Panji bilang, ada pandangan keliru di masyarakat bahwa vaksin dapat membentuk kekebalan kelompok dalam waktu cepat. Lebih keliru lagi, vaksin disamakan dengan obat yang dapat menyembuhkan penyakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Vaksin dapat mencegah sakit tapi tidak mencegah penularan. Jika penularan masif terjadi, maka herd immunity tidak akan terjadi,” katanya.
Meski demikian, Panji yakin vaksin Sinovac memiliki tingkat keamanan tinggi untuk disuntikkan karena sudah mengantongi izin penggunaan darurat dari BPOM. Apalagi vaksin ini sudah mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Adapun tujuan vaksinasi terbagi menjadi empat poin penting. Pertama mengurangi angka kesakitan dan kematian. Kedua membentuk kekebalan kelompok. Ketiga, memperkuat sistem kesehatan masyarakat. Keempat, menjaga produktivitas serta mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial.
“Yang pasti, paling cepat, adalah vaksin dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian,” ujarnya.