Setelah Natal, Asteroid Berukuran 5 Kali Monas Akan Lewati Bumi

16 Desember 2019 16:15 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi asteroid. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asteroid. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Badan antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), memprediksi pada sehari setelah perayaan Natal, sebuah asteroid besar akan mendekat dan melewati Bumi.
ADVERTISEMENT
Batu luar angkasa yang dikenal sebagai 310442 atau 2000 CH59 ini, akan berada dalam jarak terdekat dengan Bumi pada 26 Desember 2019 pukul 07.54 UTC atau di Indonesia sekitar pukul 14.54 WIB.
Menurut data dari Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS), jarak antara asteroid dengan Bumi diperkirakan mencapai 7,2 juta kilometer. Paul Chodas, selaku direktur CNEOS, mengatakan kepada Newsweek, bahwa jarak tersebut bisa dikatakan dekat jika dilihat dari istilah astronomi.
Ilustrasi hantaman asteroid. Foto: 470906 via pixabay.
“Pada jarak terdekatnya dengan Bumi, CH59 sekitar 19 kali lebih jauh dari bulan. Meskipun kita hanya mengetahui sedikit tentang sifat asteroid ini, setidaknya kita mendapatkan gambaran kasar tentang ukurannya berdasarkan kecerahannya,” ujar Chodas.
CNEOS memperkirakan asteroid CH59 memiliki diameter antara 280 hingga 619 meter. Ukuran ini sedikit lebih besar dari Menara Willis atau yang kerap disebut Menara Sears di Chicago, dengan tinggi lebih dari 500 meter. Atau setara 5 kali Tugu Monas yang memiliki tinggi sekitar 117 meter.
ADVERTISEMENT
Asteroid CH59 akan melaju melewati planet kita dengan kecepatan sekitar 44.256 kilometer per jam, atau 18 kali lebih cepat dari jet tempur F-16 yang bergerak dengan kecepatan penuh.
ilustrasi asteroid. Foto: commons.wikimedia.org
CH59 digambarkan sebagai objek dekat Bumi (near-Earth object/NEO), yakni komet atau asteroid yang lintasannya mengelilingi matahari, membawanya ada dalam jarak 194 juta kilometer dari bintang, dan 48 juta kilometer dari orbit Bumi.
Selain itu, CH59 juga diklasifikasikan sebagai “berpotensi berbahaya” karena diperkirakan memiliki diameter lebih dari 137 meter. “Selama berabad-abad dan ribuan tahun asteroid ini mungkin berevolusi menjadi orbit yang melintas Bumi,” ujar Chados.
“Jadi lazim kiranya untuk terus melacak mereka selama beberapa dekade mendatang dan untuk mempelajari bagaimana orbit mereka berkembang.”
ADVERTISEMENT