Situasi Terkini Gunung Semeru: Status Waspada, Awan Panas Berhenti

5 Desember 2021 10:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilaporkan mengalami erupsi yang disertai awan panas guguran, Sabtu (4/12) sekitar pukul 15.00 WIB. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilaporkan mengalami erupsi yang disertai awan panas guguran, Sabtu (4/12) sekitar pukul 15.00 WIB. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Semeru masih dalam status level II atau ‘waspada’ pascaerupsi pada Sabtu (4/12) sore kemarin.
ADVERTISEMENT
Adapun pemantauan kondisi udara melalui radar Accuweather Udara mencapai tingkat polusi tinggi dan berdampak negatif terhadap kelompok yang masuk dalam kategori rentan, yaitu lansia, ibu hamil, disabilitas serta anak-anak.
Pantauan secara visual juga menunjukkan awan panas guguran telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava Gunung Semeru.
Sebelum erupsi besar, dijelaskan PVMBG, jumlah dan jenis gempa yang terekam selama 1 hingga 30 November 2021 didominasi oleh gempa-gempa permukaan berupa Gempa Letusan dengan rata-rata 50 kejadian per hari, dan Gempa Guguran pada 1 dan 3 Desember 2021, masing-masing 4 kali kejadian. Gempa-gempa vulkanik (Gempa Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, dan Tremor) yang mengindikasikan kenaikan magma ke permukaan terekam dengan jumlah sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada 1 Desember 2021 terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 m dari puncak Semeru, atau 700 m dari ujung aliran lava, dengan arah luncuran ke tenggara. Pasca kejadian awan panas, terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati.
Kondisi rumah yang tertimbun abu vulkanik dari guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Pada 4 Desember 2021 sekitar pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir. Berlanjut pada pukul 14.50 WIB, teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 km dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan), tetapi hingga saat ini sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.
Pengamatan visual menunjukkan kemunculan guguran dan awan panas diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava. Aktivitas yang terjadi pada 1 dan 4 Desember merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder). Dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Dalam status Level II (Waspada), masyarakat, pengunjung, dan wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan tenggara.
Warga mengamati kondisi truk pengangkut pasir yang tertimbun abu vulkanik dari guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Masyarakat juga harus mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat.

Korban meninggal erupsi gunung Semeru

BPBD terus melakukan koordinasi bersama perangkat desa setempat dan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) terkait pemutakhiran aktivitas Gunung Semeru.
Adapun informasi terkini dari Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, S.Sos, M.M, total 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. Adapun yang baru teridentifikasi dua orang berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sebanyak 41 orang dilaporkan mengalami luka-luka, khususnya luka bakar dan telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal yang kemudian dirujuk ke RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.