Sosok Raja Balak dalam Alkitab Dikuatkan oleh Temuan Prasasti Terbaru

7 Mei 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prasasti Mesha. Foto: Daderot/Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Prasasti Mesha. Foto: Daderot/Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kisah Raja Balak disebut dalam Alkitab Ibrani. Namun kejelasan mengenai sosok ini masih belum bisa dipastikan apakah memang ada secara nyata.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini eksistensi Raja Balak dikuatkan oleh hasil penelitian terbaru terhadap Prasasti Mesha yang berasal dari abad ke-9 Sebelum Masehi. Para arkeolog menemukan penyebutan nama “Balak” dalam baris kalimat di prasasti kuno tersebut.
Uraian mengenai kisah Raja Balak itu ditulis dalam bahasa kuno Moab yang memiliki kedekatan dengan bahasa Ibrani. Namanya terukir pada prasasti berbentuk batu basal hitam yang diperkirakan dibuat pada tahun 840 Sebelum Masehi tersebut.
Secara kronologis, Prasasti Mesha pertama kali ditemukan pada 1800-an dalam kondisi terkelupas dan retak di reruntuhan Kota Dibhan, Yordania.
Kemudian prasasti itu ditempatkan di museum seni Louvre di Paris, Prancis. Pemerintah Yordania sempat menuntut pengembalian prasasti itu karena merupakan peninggalan sejarah penting, akan tetapi permintaan tersebut belum dipenuhi oleh Prancis.
Prasasti Mesha. Foto: Daderot/Wikimedia Commons
Dalam Prasasti Mesha terdapat 34 baris kalimat yang masih dapat dibaca oleh para arkeolog. Untaiannya bercerita tentang kisah Raja Mesha dari Moab yang memenangkan perang atas Kerajaan Israel. Pada baris ke-31, disebutkan nama seorang raja yang terdiri atas tiga konsonan dengan huruf pertama dalam Ibrani berbunyi “beth” atau bisa dibaca sebagai “B”.
ADVERTISEMENT
Dalam hasil penelitian terbaru ini, para ilmuwan mengartikan sebagai kata “Balak”. “Apa nama pribadi dengan tiga konsonan, dimulai dengan huruf beth, yang prasasti itu maksudkan? Berbagai nama mungkin cocok di sini (misalnya Bedad, Bedan, Becher, Belaʻ, Baʻal, Barak), tetapi satu nama berdiri sebagai kandidat yang paling mungkin, yaitu Balak,” papar para peneliti dalam makalah hasil riset mereka yang telah dipublikasikan di Tel Aviv: The Journal of the Institute of Archaeology of Tel Aviv University pada 1 Mei 2019.
Laporan hasil riset ini juga menyatakan bahwa selama penerjemahan tulisan di Prasasti Mesha tersebut salah. Sebelumnya para arkeolog menganggap kata yang “semestinya” diterjemahkan sebagai “Balak” itu, sebagai kata yang berarti “House of David” atau “Rumah Daud”. Hal ini bisa dimaklumi, sebab, para arkeolog terdahulu terkendala oleh kondisi prasasti yang hampir rusak parah.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam penelitian teranyar ini, para peneliti menggunakan foto-foto dengan resolusi tinggi untuk dapat menyoroti huruf-huruf asli yang terukir di Prasasti Mesha. Melalui kecanggihan teknologi inilah terkuak fakta bahwa pada baris ke-31 Prasasti Mesha terkandung kata yang diawali oleh "Beth", huruf Ibrani yang terdengar seperti “B” dalam alfabet Latin.
Mulanya, tim peneliti tidak begitu yakin jika "B" yang dimaksud tertuju kepada "Balek" atau "Balak". Namun, dalam cerita yang tertulis di prasasti disebutkan bahwa "B" musuh dari Raja Mesha, yang berarti merujuk pada Raja Balak.
Dalam Alkitab dijelaskan, Balak mengundang seorang nabi bernama Bileam untuk mengutuk orang Israel, tetapi permintaan itu ditolak Bileam atas perintah dari Tuhan. Eksistensi Raja Balak dan Bileam sempat diragukan dan kerap dianggap sebagai mitos karena penuturan kisah mereka melibatkan keledai yang bisa bicara. Oleh karenanya, kisah ini dianggap lebih mirip dongeng atau fabel ketimbang peristiwa bersejarah.
ADVERTISEMENT
Namun sosok Bileam yang pada awalnya hanya dianggap mitos, kemudian eksistensinya didukung oleh catatan di Prasasti Deir Alla. Dan kini, eksistensi Raja Balak juga terungkap dalam catatan di prasasti kuno lainnya, yakni Prasasti Mesha tersebut.