Studi: Monyet Bisa Hidup hingga 2 Tahun Pakai Ginjal Babi Hasil Transplantasi

17 Oktober 2023 10:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung memberi makan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Hutan Kera Nepa, Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu (2/7/2022).  Foto: Patrik Cahyo Lumintu/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung memberi makan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Hutan Kera Nepa, Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu (2/7/2022). Foto: Patrik Cahyo Lumintu/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa seekor monyet dapat hidup selama 2 tahun menggunakan ginjal babi hasil transplantasi. Temuan ini berguna dan berpotensi dalam menyelamatkan manusia yang membutuhkan transplantasi organ di masa depan.
ADVERTISEMENT
Studi ini diterbitkan di Jurnal Nature berjudul ‘Design and testing of a humanized porcine donor for xenotransplantation’ Dalam studi itu, para peneliti membiakkan babi mini Yucatan dengan 69 perubahan genetik berbeda. Pengeditan genetik ini termasuk menghilangkan gen dari retrovirus khusus babi yang ada sejak lama.
Mereka lalu menambahkan gen manusia. Ini bertujuan untuk meningkatkan kompatibilitas organ. Para peneliti kemudian mentransplantasikan ginjal babi itu ke 21 monyet cynomolgus.
Ilustrasi Babi. Foto: Shutterstock
Hasilnya, beberapa monyet tersebut ternyata mampu hidup selama satu hingga dua tahun. Peneliti banyak merekam perubahan genetik dalam tubuh monyet.
Monyet dengan pengeditan genetik paling sedikit, rata-rata bertahan hidup kurang dari dua bulan. Sembilan monyet bertahan lebih dari 2 bulan, lima bertahan selama lebih dari satu tahun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu satu monyet berhasil bertahan hidup hingga lebih dari dua tahun. Berdasarkan tabel di jurnal penelitian, monyet paling lama hidup lebih dari 673 hari. Bahkan ada yang 758 hari.
Studi ini tentu dapat menjadikan transplantasi organ babi ke manusia sebagai pengobatan yang layak diuji klinis.
Transplantasi organ hewan ke manusia, atau xenotransplantasi, menjadi opsi menjanjikan untuk mengatasi kekurangan donor organ. Caranya yakni mengedit gen babi agar mampu menyesuaikan dengan organ manusia.
Harapannya adalah organ tubuh babi dapat ditoleransi dengan aman oleh sistem kekebalan tubuh penerimanya.