Studi: Pelukan Terbukti Bisa Redakan Rasa Sakit, Cemas, dan Depresi

18 April 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelukan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelukan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Studi baru mengonfirmasi bahwa pelukan bisa meredakan sejumlah masalah yang dialami manusia, termasuk rasa sakit, cemas dan depresi.
ADVERTISEMENT
Hasil ini didapat setelah para peneliti meninjau 212 studi sebelumnya. Mereka menemukan bahwa pelukan dan bentuk sentuhan fisik lain dapat membantu kesehatan fisik dan mental yang dialami oleh orang dari berbagai usia.
Diterbitkan di jurnal Nature Human Behavior, peneliti dari Ruhr University Bochum di Jerman dan Netherlands Institute for Neuroscience, mencoba menggabungkan studi yang mereka lakukan dengan penelitian lain untuk mendapat gambaran yang lebih luas tentang manfaat yang didapatkan manusia dari sentuhan.
“Kami menyadari pentingnya sentuhan sebagai manfaat buat kesehatan, namun meski banyak penelitian, masih belum jelas bagaimana menggunakannya secara optimal, efek apa yang diharapkan secara spesifik, dan apa saja faktor yang memengaruhinya,” ujar ahli saraf, Julian Packheiser, dari Ruhr University Bochum.
ADVERTISEMENT
Pelukan untuk kemurahan hati Zakhar Foto: Vadim Braydov/AP Photo
Studi baru ini menyurvei 12.966 peserta dari berbagai penelitian. Hasilnya, mereka menemukan bahwa sentuhan terbukti membantu mengurangi rasa sakit, depresi, dan kecemasan, serta efek positif lain yang diamati pada anak-anak dan orang dewasa. Sentuhan pada kepala dan wajah menjadi cara paling baik dalam mengurangi rasa sakit, depresi, dan kecemasan tersebut. Yang menarik lagi, sentuhan dari hewan juga sangat bermanfaat buat mental kita.
Selain itu, bayi yang baru lahir juga merasakan manfaat dari sentuhan, dan pengaruhnya jauh lebih besar jika sentuhan itu berasal dari orang tua. Studi juga menemukan, seiring bertambahnya usia kita akan semakin abai dari mana sentuhan itu berasal. Artinya, kita akan tetap merasakan manfaat yang sama ketika mendapat pelukan–sentuhan dalam hal ini– baik itu dari keluarga maupun teman biasa.
ADVERTISEMENT
“Studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa sentuhan memang dapat dimanfaatkan secara optimal, namun faktor terpentingnya belum tentu seperti yang kita duga,” ujar Christian Keysers, ahli saraf dari Netherlands Institute for Neuroscience.
Kendati begitu, respons terhadap sentuhan masih sangat bervariasi dari orang ke orang. Peneliti menyebut, sentuhan harus dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, agar manfaatnya benar-benar dirasakan.
“Jika Anda ingin memeluk keluarga atau teman, jangan menahan diri, selama orang lain membolehkan kamu melakukannya,” kata Packheiser.