Suara Dentuman Misterius Pernah Terjadi di Negara Lain, Dari Mana Asalnya?

21 Mei 2020 20:03 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dentuman. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dentuman. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Suara dentuman misterius, yang saat ini masih ditelusuri sumbernya oleh BMKG, terdengar di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Jawa Tengah dan Jabodetabek, selama dua bulan berturut-turut. Yang terakhir, warga Bandung dikejutkan dengan suara serupa yang terjadi pada Kamis (21/5), sekitar pukul 09.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Kemunculan suara gemuruh yang tak jelas muasalnya itu sebenarnya juga terjadi di beberapa negara. Di Amerika Serikat dan Inggris, misalnya, warganya sempat dihebohkan dengan suara-suara misterius dari langit pada Desember 2014 silam.
Tak sedikit publik yang berspekulasi suara tersebut merupakan pertanda invasi alien. Warga yang tinggal di AS dan Inggris mendadak terbangun setelah mendengar suara gemuruh yang kencang hingga menggetarkan jendela-jendela di rumah mereka. Kala itu, warga bereaksi dengan meramaikan tagar #omgwallallgoingtodie di Twitter, seolah mereka akan menghadapi akhir dunia.
Ilustrasi dentuman yang mirip suara petir Foto: Felix Mittermeier
Namun sebenarnya masyarakat tak perlu panik apabila mendengar suara-suara gemuruh yang tak diketahui asal-usulnya itu. Karena fenomena tersebut telah terjadi selama ratusan tahun di seluruh dunia.
Masing-masing negara bahkan memiliki julukan tersendiri untuk menyebut suara dentuman misterius itu. Masyarakat Italia menyebutnya ‘bronditi’ (seperti guntur). Di Bangladesh, ia memiliki julukan senjata barisal yang merujuk pada dentuman meriam di langit. Warga AS mengenalnya dengan skyquakes.
ADVERTISEMENT

Penyebab dentuman misterius

David Hill, seorang ilmuwan dari Geological Survey AS dalam sebuah makalahnya menjabarkan berbagai kemungkinan penyebab dari dentuman misterius ini.
Suara gemuruh yang muncul di sekitar daerah pesisir, misalnya, bisa bersumber dari ombak laut yang menerpa tebing. Sehingga tak heran, suara misterius ini biasanya akrab di telinga para peselancar pemburu ombak tinggi.
Beberapa ilmuwan juga menjelaskan bahwa suara gemuruh kerap terdengar seiring datangnya bencana tsunami atau bersamaan dengan kemuculan bola api misterius yang melintas di langit.
David kemudian menyebut kedua penyebab dentuman misterius itu kemungkinan sama-sama dipicu oleh semburan gas metana dari senyawa klatrat yang berasal dari dasar laut, kemudian menghasilkan hempasan suara dahyat.
Kilatan petir menyertai dentuman Gunung Anak Krakatau, 24 Desember 2018. Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Kemungkinan lain menurut David, suara misterius dihasilkan dari bukit pasir. “Apabila didengarkan di suasana yang tenang, bukit pasir mampu menghasil berbagai suara berbisik, seperti suara bersiul, menyanyi, bersenandung, mencicit dan yang paling jarang terjadi adalah dentuman keras,” tulis Hill seperti dikutip BBC.
ADVERTISEMENT
Hill menduga, gempa bumi adalah penyebab utama sebagian besar kasus munculnya suara dentuman misterius. Ini merujuk pada pengalamannya mendengar suara gemuruh di sekitar Gunung Mammoth, California, AS. Ia menemukan bukti bahwa gempa bumi yang muncul kurang dari 4 km di bawah permukaan Bumi telah memunculkan suara dentuman tersebut.
Peristiwa yang pernah terjadi di AS dan Inggris pada enam tahun lalu mengantarkan para ilmuwan pada kesimpulan yang menyatakan, sumber suara berasal dari meteor yang jatuh.
Meski menurut sebagian orang itu terdengar mustahil, Hill berpendapat kemungkinan tersebut bisa terjadi dikarenakan waktu yang diperlukan gelombang kejut sonik untuk mencapai permukaan Bumi, jejak yang ditinggalkan meteor biasanya lenyap sebelum ledakan soniknya terdengar.
ADVERTISEMENT
Namun, memang tidak ada bukti pasti yang bisa menjawab dari mana asal suara dentuman misterius itu berasal.

3 suara dentuman misterius di Jabodetabek, Jateng, dan Bandung

Lalu, bagaimana dengan suara dentuman yang baru-baru ini terdengar di Jabodetabek, Jateng, dan Bandung? Penyebab suara dentuman di ketiga wilayah itu masih belum ditemukan.
Di Jabodetabek, misalnya, dentuman sempat dikaitkan dengan Gunung Anak Krakatau sebagai pemicunya. Namun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan aktivitas di Gunung Anak Krakatau bersifat strombolian atau ringan. Sementara Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan tidak ada petir ataupun gempa saat suara dentuman berlangsung.
BMKG sempat memberikan respons soal suara dentuman di Jateng pada Senin (11/5) lalu. Menurut mereka, tidak ada aktivitas petir besar di wilayah suara dentuman, begitupun dengan aktivitas seismik yang juga tidak terdeteksi. Peristiwa asteroid yang mendekati Bumi akhir-akhir ini juga tidak ada hubungannya dengan suara dentuman misterius di Jateng, dan ini sudah dikonfirmasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
ADVERTISEMENT
Sementara pemicu suara dentuman yang terjadi di Bandung pada Kamis (21/5) juga belum diketahui. BMKG bilang, tidak ada gempa bumi dalam rentang waktu pukul 00.00 WIB hingga 10.00 WIB. Selain itu, kondisi cuaca sejak pagi hingga pukul 10.00 WIB cerah dan berawan tidak terjadi hujan. Tidak pula ada kejadian petir dalam rentang waktu pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB.
PVMBG juga mengkonfirmasi tidak ada suara dentuman di Bandung yang terekam oleh alat infrasound sensors miliknya. Mereka menduga, ada kemungkinan energi yang dihasilkan dari dentuman sangat kecil, atau bisa jadi sumber dentuman sangat dekat dengan permukaan. Ketika suara dentuman muncul di dekat permukaan, maka frekuensi yang dihasilkan cukup tinggi dan panjang gelombang lebih pendek, sehingga hanya terdengar di wilayah tertentu saja.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! Bantu donasi atasi dampak corona.