Suku Baduy Masih Bebas Virus Corona, Apa Rahasianya?

18 Mei 2020 16:26 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah wanita Baduy beraktivitas di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah wanita Baduy beraktivitas di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti udara, virus corona bergerak memenuhi setiap sudut ruangan, menyebar dengan masif ke berbagai wilayah, hingga menempatkan orang-orang dalam kehati-hatian. Kini, setiap negara tengah berlomba untuk menemukan vaksin COVID-19.
ADVERTISEMENT
Mereka berpacu dengan jumlah infeksi dan kematian yang semakin hari semakin bertambah. Mulai dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), lockdown, hingga tes swab massal terus dilakukan demi memutus mata rantai penularan virus. Namun, entah bagaimana caranya, virus corona selalu berhasil masuk ke daerah paling sulit sekalipun.
Jauh di pedalaman sana, ada sekelompok orang yang nyatanya berhasil mengamankan daerahnya dari paparan virus SARS-CoV-2. Mereka adalah Suku Baduy Dalam yang hidup di tengah rimba dan pepohonan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Berkat lockdown ala kearifan lokal, warga Baduy terbebas dari pandemi corona setelah tiga bulan terakhir menjalani pelaksanaan Ritual Kawalu.
Saat pandemi virus corona menyebar ke berbagai penjuru dunia, saat itu pula Ritual Kawalu diselenggarakan oleh warga Baduy. Mereka sudah jauh-jauh hari melakukan lockdown sebelum pemerintah menerapkan PSBB. Membatasi gerak masyarakat dan mengunci wilayahnya dari penduduk asing.
Sejumlah warga beraktivitas di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Ritual Kawalu sendiri diselenggarakan saat Hari Raya Kawalu, diambil dari istilah ngawalu yang berarti bulan-bulan kawal (awal). Kawalu terbagi menjadi tiga fase, yakni bulan Kawalu tembay (awal), Kawalu tengah, dan Kawalu Tutug yang memiliki arti penutup. Kawalu merupakan bulan-bulan paling dihormati dan disyukuri, ditandai saat padi mulai berbunga hingga masa panen usai.
ADVERTISEMENT
Rangkaian acara adat Ngawalu akan ditutup dengan Ngalaksa yang dilaksanakan pada kurun waktu tersebut. Perayaan tahun ini diadakan pada bulan Februari hingga Mei 2020. Selama perayaan berlangsung, Suku Baduy tidak akan menerima tamu ataupun para wisatawan asing yang biasa berkunjung ke permukiman mereka.
“Ritual Kawalu itu warga Baduy Dalam yang tersebar di kampung Cikeusik, Cibeo, dan Cikawartana tertutup bagi pengunjung maupun wisatawan,” ujar Jaro Saiji, Tetua Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, seperti dikutip dari Antara.
Warga Baduy akan fokus pada rangkaian acara yang mereka jadwalkan. Selain menjalani ritual, masyarakat Baduy yang berpenduduk kurang lebih 11.600 jiwa juga tetap menjalani kehidupan seperti biasa. Pergi ke ladang untuk mengembangkan budidaya pertanian pangan, hortikultura, dan palawija. Memanen dan mengembangkan madu alami, gula aren, dan memproduksi kerajinan kain tenun.
Tetua masyarakat Baduy, Jaro Saija. Foto: Antara/Mansyur Suryana
Saiji mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan anggota Suku Baduy yang positif virus corona. Ia bahkan menjamin permukiman Baduy bisa terbebas dari penyakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Kami menjamin permukiman Baduy terbebas dari penyakit yang mematikan itu, juga melakukan penjagaan agar pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Baduy dilakukan pemeriksaan kesehatan,” ujarnya.
Selama pandemi corona berlangsung, warga Baduy tidak diperbolehkan untuk pergi ke luar daerah, terlebih ke zona merah penyebaran virus corona seperti Jakarta, Depok, Bekasi, dan Bogor.
Anggota Baduy yang tinggal dan berada di perantauan juga diimbau untuk segera pulang ke kampung halaman, tentu saja harus menjalani serangkaian tes kesehatan terlebih dahulu sebelum mereka kembali ke daerahnya. “Kami minta warga Baduy agar tetap berada di ladang maupun rumah guna mencegah pandemi COVID-19,” kata Saiji.
Apa yang dilakukan Suku Baduy adalah lockdown yang disajikan dalam budaya lokal. Meledaknya pandemi corona berbarengan dengan perayaan Ritual Kawalu, di mana salah satu ritualnya adalah mengunci orang-orang dari dunia luar. Ritual kawalu wujud dari keberhasilan wilayah dalam memutus mata rantai penularan, dengan cara mengisolasi orang dalam satu wilayah.
ADVERTISEMENT
Per Minggu (17/5), jumlah kasus virus corona di Indonesia telah mencapai 17.514 kasus, di mana 1.148 jiwa meninggal dunia, dan 4.129 orang lainnya dinyatakan sembuh. Pemerintah telah menerapkan aturan PSBB di sejumlah wilayah sebagai senjata untuk memutus mata rantai penularan virus corona.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.