Susul Beijing, Thailand Pakai Obat Anti-HIV untuk Pasien Virus Corona

3 Februari 2020 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat Hong Kong menggunakan masker untuk mengantisipasi terkena virus corona. Foto: AFP/DALE DE LA REY
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Hong Kong menggunakan masker untuk mengantisipasi terkena virus corona. Foto: AFP/DALE DE LA REY
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona jenis baru (novel) kian meluas. Bermula dari sebuah pasar hewan di kota Wuhan, China, virus 2019-nCoV ini telah menyebar ke lebih dari 20 negara, antara lain Thailand, Jepang, Singapura, Malaysia, Filipina, Kanada, Italia, Amerika Serikat, hingga Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT
Data terbaru dari Komisi Kesehatan Nasional China mencatat, angka kematian akibat novel coronavirus mencapai 304 jiwa, dan 14.551 pasien tengah menjalani perawatan medis. Salah satu korban asal Wuhan meninggal dunia di Filipina, sekaligus menjadi kasus kematian pertama di luar China.
Masifnya penularan virus mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status keadaan darurat kesehatan global pada wabah virus 2019-nCoV. Berbagai negara langsung meningkatkan kesiapan penanggulangan wabah. Sejumlah pengobatan dan terapi juga diujicoba.
Seorang dokter mengenakan pakaian pelindung dan kacamata pelindung di sebuah rumah sakit di Wuhan di Provinsi Hubei, China tengah. Foto: Chinatopix via AP
Amerika Serikat misalnya, yang dilaporkan memakai obat remdesivir untuk mengobati pasien virus corona novel. Sebenarnya, remdesivir tengah diuji Gilead selaku produsen obat untuk memerangi virus ebola.
Lain dengan AS, Beijing menggunakan dua obat anti-HIV untuk pasien setempat. Kedua obat tersebut yakni lopinavir dan ritonavir yang masuk golongan antiretroviral, berfungsi menghambat kemampuan HIV untuk berikatan dengan sel sehat.
ADVERTISEMENT
Thailand ternyata mengambil langkah serupa dengan China. Sebagaimana dilaporkan Bloomberg, tim medis di rumah sakit negara, Rajavithi Hospital, memberikan campuran obat anti-HIV dan influenza kepada pasien positif virus corona novel. Dokter rumah sakit, Kriangsak Attipornwanich, mengklaim kondisi pasien membaik secara signifikan dalam waktu 48 jam usai diinjeksi obat tersebut.
Pasien merupakan wanita berusia 71 tahun yang awalnya dirawat di Hua Hin Hospital sebelum dipindahkan ke Rajavithi Hospital pada Rabu (29/1). Kondisinya sempat memburuk dan gejala-gejala yang tampak semakin parah.
Tim medis lantas memutuskan memberikan obat anti-flu oseltamivir yang biasa dipakai untuk mengobati MERS, serta obat anti-HIV lopinavir dan ritonavir, sama dengan yang dipakai pada pasien di Beijing.
“Kami memeriksa informasi terkait dan menemukan MERS telah diobati secara efektif dengan obat-obat anti-flu. Jadi kami mengkombinasikan dua jenis obat (anti-flu dan anti-HIV) dengan hasil yang efektif,” ujar Kriangsak, dikutip dari Bangkok Post.
Ilustrasi virus corona China buatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC. Foto: Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/via REUTERS
“Setelah (hasil) tes laboratorium yang buruk selama 10 hari, tes akhirnya menunjukkan hasil positif setelah 48 jam pemberian obat. Pengobatan, pemulihannya juga cepat,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pengobatan serupa bakal diterapkan ke pasien-pasien lain. Sejauh ini, ada 19 kasus infeksi novel coronavirus di Thailand, 11 di antaranya masih dirawat di rumah sakit dan sisanya telah dipulangkan. Otoritas kesehatan setempat kini tengah memonitor 311 pasien yang diduga terjangkit dan tengah menjalani observasi medis.
Infografik Waspada Virus Corona. Foto: Andri Firdiansyah Arifin/kumparan