Tak Sengaja Temukan Hewan Aneh di Bawah Lapisan Es, Peneliti Kebingungan

16 Februari 2021 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kamera British Antarctic Survey menyusuri lubang bor sepanjang 900 meter di Rak Es Filchner-Ronne. Makhluk laut dalam foto ini tidak terkait dengan penemuan. Foto: Huw Griffiths/British Antarctic Survey
zoom-in-whitePerbesar
Kamera British Antarctic Survey menyusuri lubang bor sepanjang 900 meter di Rak Es Filchner-Ronne. Makhluk laut dalam foto ini tidak terkait dengan penemuan. Foto: Huw Griffiths/British Antarctic Survey
ADVERTISEMENT
Banyak penemuan yang dihasilkan dari ketidaksengajaan. Salah satunya seperti hewan aneh di bawah lapisan es Kutub Selatan yang baru-baru ini dilaporkan sekelompok tim peneliti internasional di jurnal Frontiers in Marine Science.
ADVERTISEMENT
Dalam riset yang dipublikasi pada 15 Februari 2021 itu, para peneliti sebenarnya memang hendak menyelidiki lebih dalam soal komunitas makhluk hidup di bawah lapisan es. Sejauh ini, kata peneliti, mereka tak memiliki banyak bukti soal kehidupan di bawah lapisan es Kutub Selatan.
Meski demikian, ada teori yang menyebut bahwa komunitas makhluk hidup bisa tinggal di antara bagian bawah lapisan es dan laut terbuka.
Jadi, sekitar tahun 2016, sekelompok peneliti menyambangi Filchner-Ronne Ice Shelf, lapisan es kedua terbesar Kutub Selatan yang berada di Laut Weddell Tenggara.
Pada awalnya, peneliti menyebut bahwa observasi mereka adalah sebuah “kecelakaan.” Mereka mengebor lapisan es itu hingga kedalaman lebih dari 900 meter dengan bor air panas yang dilengkapi kamera portabel. Namun, ternyata ada batu besar yang menghalangi mereka untuk mendapatkan sampel yang bagus.
ADVERTISEMENT
Para peneliti pun kemudian membawa rekaman pengeboran itu kembali ke laboratorium di Universitas Cambridge. Mereka kecewa tidak mendapatkan apa yang mereka mau: mereka ingin mempelajari sedimen lapisan es, bukan video bongkahan batu.
Namun, ternyata observasi yang awalnya dianggap gagal itu merupakan awal dari penemuan yang mengagetkan. Sebab, ketika mereka memeriksa kembali video yang disematkan di bor, mereka menemukan sederet makhluk hidup aneh mirip menempel di batu yang berada di bawah lapisan es.
Hingga saat ini, makhluk hidup tersebut masih belum teridentifikasi. Meski demikian, para peneliti bilang ia merupakan hewan spons. Mereka juga masih membuka peluang kalau makhluk hidup tersebut adalah spesies baru yang belum pernah ditemukan.
"Penemuan ini adalah salah satu kecelakaan beruntung yang mendorong gagasan ke arah yang berbeda dan menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan laut Antartika sangat istimewa dan secara luar biasa beradaptasi dengan dunia yang membeku," kata ahli biogeograf dan penulis utama studi, Huw Griffiths, dari British Antarctic Survey, dalam keterangan resminya.
Hewan yang tidak bergerak, mirip dengan spons dan kemungkinan merupakan spesies yang sebelumnya tidak diketahui, menempel pada batu besar di dasar laut. Foto: Huw Griffiths/British Antarctic Survey
Batu bawah laut sendiri memang bisa menempel di lapisan es yang membeku. Lapisan es sendiri tidak diam di tempatnya saja. Ia bergerak dan mengapung di sekitar laut dan pantai di dekatnya. Nah, ketika es mengalir di atas daratan, batu-batu besar dapat tertanam di dasar lapisan es sebelum jatuh ke dasar laut.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, para peneliti memang sempat menemukan beberapa hewan kecil yang aktif bergerak, seperti ikan, cacing, ubur-ubur, dan krill, jauh di bawah lapisan es.
Namun, para peneliti sebelumnya tidak pernah menemukan organisme yang tidak bergerak, seperti hewan aneh tanpa identitas yang baru mereka temukan, yang bertahan hidup hanya dengan menelan makanan yang jatuh ke atasnya. Ketidakhadiran mereka sebelumnya membuat banyak ilmuwan yakin bahwa kegelapan total bawah laut, kurangnya makanan, dan suhu -2 derajat celsius di sana terlalu berbahaya bagi hewan yang tidak bergerak.
Tak pelak, penemuan hewan tak bergerak ini pun membuat para peneliti kebingungan. Penemuan makhluk aneh ini, kata mereka, menimbulkan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban.
"Penemuan kami menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawabannya, seperti bagaimana mereka sampai di sana? Apa yang mereka makan? Berapa lama mereka berada di sana? Seberapa umum bongkahan batu ini menutupi kehidupan? Apakah ini spesies yang sama seperti yang kita lihat di luar lapisan es atau mereka spesies baru? Dan apa yang akan terjadi dengan komunitas ini jika lapisan es runtuh?” kata Griffiths.
Ilustrasi kutub utara, Arktik Foto: Dok. US Navy
Peneliti memperkirakan, mengingat arus air di wilayah tersebut, komunitas makhluk hidup aneh ini mungkin berada sejauh 1.500 km di hulu dari sumber terdekat fotosintesis.
ADVERTISEMENT
Organisme lain diketahui mengumpulkan nutrisi dari pencairan glasial atau bahan kimia dari rembesan metana. Namun, para peneliti tidak akan tahu lebih banyak tentang bagaimana organisme ini bisa hidup di bawah lapisan es sampai mereka dapat mengumpulkan sampel organisme ini untuk diteliti.
"Untuk menjawab pertanyaan kami, kami harus menemukan cara untuk lebih dekat dengan hewan-hewan ini dan lingkungan mereka - dan itu berada di bawah 900 meter es, 260 km dari kapal tempat laboratorium kami berada," lanjut Griffiths.
"Ini berarti bahwa sebagai ilmuwan kutub, kami harus menemukan cara baru dan inovatif untuk mempelajarinya dan menjawab semua pertanyaan baru yang kami miliki.”
Sayangnya, para peneliti punya tantangan yang besar dalam mempelajari hewan langka yang baru mereka temukan. Griffiths dan tim penelitiannya mencatat, bahwa dengan tingkat krisis iklim dan tren runtuhnya lapisan es saat ini, mereka bakal kehabisan waktu sebelum sempat mempelajari dan melindungi ekosistem tersebut.
ADVERTISEMENT