Tam, Badak Sumatera Jantan Terakhir di Malaysia, Telah Tiada

28 Mei 2019 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tam, badak sumatera jantan terakhir di Malaysia. Foto: Raymond Alfred/WWF-Malaysia
zoom-in-whitePerbesar
Tam, badak sumatera jantan terakhir di Malaysia. Foto: Raymond Alfred/WWF-Malaysia
ADVERTISEMENT
Kabar duka datang dari spesies badak sumatera. Tam, badak sumatera jantan terakhir di Malaysia, telah mati baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Tam, yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun, mati di sebuah suaka margasatwa di Sabah pada Senin (27/5), menurut laporan pejabat satwa liar di negara bagian tersebut. Tam telah menderita masalah ginjal dan hati selama beberapa waktu, sebagaimana dilaporkan media lokal setempat.
Dengan kepergian Tam, maka kini Malaysia hanya memiliki Iman, badak sumatera betina terakhir yang masih hidup.
Pada 2015 Malaysia telah menyatakan bahwa spesies badak sumatera sudah punah di alam liar di negaranya. Mereka juga menyatakan telah bekerja sama dengan pejabat Indonesia untuk membantu Iman, satu-satunya badak sumatera yang tersisa di Malaysia, untuk berkembang biak menggunakan prosedur fertilisasi in-vitro.
Dahulu badak sumatera pernah berkeliaran di Malaysia, Thailand, dan Myanmar dan bahkan hingga ke kaki bukit Himalaya timur. Namun sayangnya, kini populasi spesies tersebut telah berkurang menjadi tidak lebih dari 80 ekor di alam liar dan terbatas hanya ada di hutan-hutan Sumatra dan Kalimantan, Indonesia.
ADVERTISEMENT
Badak sumatera kini menjadi salah satu satwa yang terancam punah, terutama akibat aktivitas perburuan. Selain itu, hilangnya habitat mereka yang berubah menjadi jalan, area perkebunan, dan lahan pertanian juga turut membawa mereka ke jurang kepunahan.
Tam, badak sumatera jantan terakhir di Malaysia. Foto: Chris Annadorai via Reuters
Direktur Departemen Satwa Liar Sabah, Augustine Tuuga, mengatakan Iman sebenarnya masih bisa menghasilkan sel telur. Namun begitu, ada masalah pada rahim badak betina itu sehingga ia tidak mampu hamil.
"Kami harus menjaga badak yang tersisa," katanya kepada kantor berita AFP, sebagaimana dikutip juga oleh Al Jazeera. "Hanya itu yang bisa kita lakukan dan coba jika mungkin untuk bekerja sama dengan Indonesia."
Pada hari Selasa (28/5), Menteri Air, Tanah, dan Sumber Daya Alam Malaysia, Xavier Jayakumar, menulis di Twitter bahwa kematian Tam adalah "kerugian besar bagi keanekaragaman hayati” di negaranya. “Upaya untuk melestarikan spesies asli lainnya di Malaysia harus berlipat ganda atau bahkan tiga kali lipat,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Seperti Indonesia, Malaysia adalah salah satu wilayah di dunia dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Negara tersebut adalah rumah bagi beberapa spesies endemik yang kini terancam punah akibat perburuan dan hilangnya habitat alam liar. Beberapa satwa di Malaysia yang kini terancam punah adalah orangutan, gajah asia, dan harimau melayu.