Teknologi AI Bisa Deteksi Kanker Kulit Lebih Akurat Ketimbang Dokter

2 Juni 2018 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Software Developer. (Foto: Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Software Developer. (Foto: Wikimedia)
ADVERTISEMENT
Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini sangat berguna untuk membantu manusia dalam bidang kesehatan. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa ketika teknologi AI diadu dengan kemampuan para ahli spesialis penyakit kulit, ternyata teknologi AI memperlihatkan kinerja yang lebih baik dalam mendeteksi kanker kulit melanoma.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Guardian, studi ini menemukan bahwa AI mampu mendeteksi 95 persen melanoma dibandingkan ahli spesialis penyakit kulit atau dermatologis yang hanya mampu mendeteksi 86,6 persen.
Sebelumnya, sebuah tim dari Jerman, Amerika Serikat, dan Prancis telah mengajarkan sistem AI ini untuk membedakan lesi atau kerusakan pada kulit, mulai dari yang jinak hingga yang berbahaya, dengan menunjukkan sekitar lebih dari 100 ribu gambar lesi.
Teknologi AI berbasis sistem convolutional neural network (CNN) ini kemudian diuji coba melawan 58 ahli dermatologi dari 17 negara. Baik teknologi AI maupun masing-masing ahli dermatologi tersebut diuji dengan ditunjukkan dengan berbagai foto melanoma ganas ataupun tahi lalat jinak.
Tahi lalat abnormal, gejala kanker kulit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tahi lalat abnormal, gejala kanker kulit. (Foto: Thinkstock)
Lebih dari separuh ahli dermatologi itu sebenarnya memiliki pengalaman lebih dari lima tahun, 19 persen memiliki pengalaman antara dua dan lima tahun, dan 29 persen adalah pemula dengan kurang dari dua tahun. Namun hasilnya, secara umum teknologi AI berbasis CNN ini telah mengungguli mereka.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar ahli dermatologi diungguli oleh CNN," kata tim peneliti dalam hasil studi mereka yang telah dipublikasikan di jurnal Annals of Oncology.
Tim peneliti tersebut juga mengatakan bahwa teknologi AI ini berpotensi menjadi alat yang berguna untuk mendiagnosis kanker kulit dengan lebih cepat dan mudah sehingga bisa dokter bisa mengambil keputusan untuk segera melakukan operasi pengangkatan kanker sebelum kanker itu menyebar. Jadi, teknologi AI ini tidak akan sepenuhnya menggantikan peran dokter, tapi justru akan saling melengkapi.
Selain mampu mendeteksi melanoma lebih baik daripada dokter, teknologi AI ini juga bisa menekan kesalahan diagnosis jadi lebih sedikit. Itu artinya, teknologi AI ini bsia menyelamatkan lebih banyak pasien yang sebenarnya tidak perlu dioperasi.
ADVERTISEMENT