Telinga Berdengung Tanda Ada yang Membicarakan Kita, Mitos atau Fakta?

4 Desember 2020 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi telinga berdengung saat naik pesawat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi telinga berdengung saat naik pesawat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dengung di telinga sering dialami oleh banyak orang. Kondisi ini juga pernah menimpa Agge, mahasiswa S2 dari Universitas Padjadjaran. Ia mengaku dengungan di telinganya terasa seperti ada angin yang masuk ke dalam telinga hingga menimbulkan sakit kepala.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga pernah dialami oleh Nurul, seorang desainer grafis di sebuah perusahaan di Indonesia. Ia mengutarakan bahwa dengungan tersebut membuat ia kehilangan pendengaraan meski hanya untuk sesaat saja.
“Tiba-tiba hilang (pendengarannya). Tapi sebentar, terus pelan-pelan ada suara. Kayak kemasukan air,” kata Nurul. Sama seperti Agge, Nurul mengaku terkadang dengungan di telinganya juga menimbulkan rasa pusing.
Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan dengungan ini? Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tanda kita tengah dibicarakan oleh orang lain. Mitos atau fakta?
“Kalau kata orang dulu, sih begitu. Kalau dengung kanan berarti digosipin yang baik, kalau kiri sebaliknya,” kata Agge.
Sebenarnya, anggapan seperti ini tidak hanya ada di Indonesia. Budaya barat juga mempercayai dengungan telinga disebabkan oleh adanya orang lain yang sedang membicarakan diri mereka. Bukan hanya menimbulkan dengung, mereka percaya bahwa dibicarakan oleh orang lain juga akan membuat telinga terasa gatal.
ADVERTISEMENT
Dengungan dianggap sebagai tanda bahwa telinga mereka sedang ‘mengunduh’ informasi dari orang yang membicarakan mereka. Bahkan mereka meyakini dengung merupakan pertanda telinga mereka sedang ‘dibuka’ untuk mendengarkan sesuatu yang gaib, seperti malaikat atau arwah.
Apakah kalian percaya atau tidak pada anggapan ini itu adalah pilihan masing-masing. Namun yang pasti, penjelasan di atas bukanlah penjelasan ilmiah.
Karena dalam sains, dengungan telinga tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang lain yang membicarakan kita. Kecuali kalau orang yang membicarakanmu itu berteriak di dekat telingamu, itu baru masuk akal.
Ilustrasi gosip, nyinyir, julid. Foto: Shutter Stock
Kepercayaan bahwa dengungan berarti ada yang membicarakan kita ini ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam buku Natural History yang ditulis oleh Gaius Plinius Secundus lebih dari 2.000 tahun lalu, tertulis kata tinnire yang berarti berdengung.
ADVERTISEMENT
Kata tinnire inilah yang kemudian menjadi asal-usul kata tinnitus. Tinnitus (dering di telinga) sendiri artinya adalah sensasi telinga mendengar dering, dengungan, siualan, atau bunyi-bunyi seperti “nging….” di dalam telinga.
Dalam Natural History itu Secundus menyebutkan cerita mengenai tinnitus dan kepercayaan soal adanya orang lain yang sedang membicarakanmu. Jadi kepercayaan atau anggapan ini rupanya sudah ada setidaknya sejak 2 abad lalu.
Secara sains, sensasi dan bunyi yang didengar oleh orang-orang yang mengalami tinnitus adalah berbeda-beda. Tinggi rendahnya bunyi yang didengar, atau jenis bunyi yang terdengar ketika kuping kita berdengung ternyata dipengaruhi oleh detak jantung.
Secara umum, tinnitus tidak berbahaya bagi kesehatan dan bukan suatu penyakit. Namun ada kalanya bila dengung telinga terjadi terus-menerus, kamu mungkin harus waspada karena dengung seperti ini bisa menunjukkan ada masalah di dalam dirimu, terutama bila kamu merasakan sakit di bagian lain tubuhmu ketika telinga berdengung.
Ilustrasi ibu menutup telinga. Foto: Shutterstock
Berikut beberapa masalah yang mungkin kamu alami ketika telingamu berdengung, sebagaimana dikutip dari penjelasan Dr. Paul Dybala, ahli audiologi dari University of Texas di situs Healthy Hearing.
ADVERTISEMENT
Mendengar suara yang terlalu keras dalam waktu lama dapat membuat telingamu berdengung. Mendengarkan musik terlalu keras dengan menggunakan headset pun bisa menyebabkan dengung. Apabila dengung terjadi terlalu lama setelah kamu mendengar suara keras, segera temui dokter karena dengungan seperti ini bisa menyebabkan kerusakan permanen.
Pada orang yang sudah berusia di atas 60 tahun, dengung di telinga juga bisa menjadi tanda penurunan kemampuan pendengaran atau yang disebut sebagai presbycusis.
Beberapa macam penyakit seperti anemia, alergi, tumor, sakit atau luka di kepala, diabetes dan kerusakan kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan dengungan di telinga.
Penyakit kardiovaskular juga dapat menyebabkan telinga berdengung, misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit lain yang berhubungan dengan aliran darah. Hal ini dikarenakan ketika aliran darah tidak normal, maka aliran darah ke telinga pun terganggu.
ADVERTISEMENT
Depresi, stres, dan gangguan psikologis lainnya.
Dari penjelasan di atas, secara ilmiah memang tidak ada hubungannya antara telinga berdengung dan orang yang bergosip. Apabila telingamu berdengung terus menerus, maka sebaiknya kamu berkonsultasi dengan spesialis THT (telinga hidung tenggorokan) karena dengung di telinga bisa menjadi pertanda suatu penyakit yang serius.
(EDR)