Tengkorak Kuno Berusia 9.900 Tahun Ditemukan di Dasar Gua Meksiko

8 Februari 2020 17:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kerangka manusia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerangka manusia. Foto: Shutterstock
Tengkorak manusia berjenis kelamin wanita ditemukan di dasar gua oleh para penyelam Amerika Serikat. Semasa hidupnya, wanita itu diyakini sebagai penghuni Semenanjung Yucat atau yang saat ini kita sebut Meksiko. Ia hidup setidaknya 9.900 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah dicermati, tengkorak itu menunjukkan tiga bekas luka yang berbeda. Kemungkinan, di masa hidupnya, wanita itu telah mengalami kekerasan dengan cara dipukul sehingga membuat tulang tengkoraknya patah. Peneliti juga menemukan adanya perubahan bentuk tengkorak yang dipengaruhi bakteri penyebab sipilis.
"Tampaknya wanita ini mengalami masa yang sangat sulit dan di akhir hidupnya ia sangat tidak bahagia," ujar Wolfgang Stinnesbeck, ketua peneliti sekaligus profesor biostratigrafi dan paleoekologi di Institut Ilmu Bumi Universitas Heidelberg, Jerman, kepada Live Science.
"Jelas, ini masih spekulatif, tetapi mengingat trauma dan deformasi patologis pada tengkoraknya, tampaknya skenario yang mungkin terjadi wanita ini telah diasingkan dari kelompoknya dan dibunuh di dalam gua atau ditinggalkan di dalam gua hingga mati di sana."
Ilustrasi tengkorak Foto: Thinkstock
Vicente Fito dan Ivan Hernández adalah tim penyelam yang berhasil menemukan tengkorak wanita itu pada September 2016. Kala itu mereka tengah menyelam di gua Chan Hol, dekat Tulum, untuk mencari kerangka kuno lainnya yang dikenal sebagai Chan Hol 2.
ADVERTISEMENT
Tengkorak itu ditemukan di sebuah lokasi yang hanya berjarak 140 meter dari situs sebelumnya, tempat di mana penyelam juga menemukan kerangka kuno Chan Hol 2. Dari temuan ini, para arkeolog berasumsi bahwa Chan Hol 2 yang hilang kini telah ditemukan.
Namun setelah diamati lebih lanjut dengan membandingkan tulang yang baru ditemukan dengan foto-foto lawas Chan Hol 2, asumsi itu akhirnya terpatahkan. Menurut Stinnesbeck, keduanya mewakili kelompok manusia yang berbeda.
Akhirnya diputuskan, untuk jenis kerangka yang baru ditemukan ini, peneliti menyebutnya Chan Hol 3. Riset terhadap kerangka ini baru berjalan 30 persen. Tapi peneliti sudah bisa menyimpulkan bahwa kerangka tersebut milik seorang wanita dengan tinggi badan mencapai 1,64 meter dan berusia 30 tahun saat ia meninggal.
Ilustrasi Tengkorak Manusia. Foto: Flickr / abudulla.saheem
Tiga cedera pada tengkorak wanita itu mengisyaratkan bahwa ia memiliki akhir hidup yang mengenaskan. "Tidak ada tanda-tanda penyembuhan untuk luka-luka ini, tetapi masih sulit untuk memastikan apakah dia meninggal karena luka-luka ini atau selamat dari pukulan untuk beberapa lama," kata Stinnesbeck.
ADVERTISEMENT
Peneliti juga belum bisa memastikan apa penyebab yang membuat tengkorak itu penyok. Muncul dugaan, wanita itu menderita treponema peritonitis, penyakit bakteri yang berhubungan dengan sifilis. Jika benar demikan, kasusnya akan menjadi penyakit tertua yang pernah ditemui di Amerika Serikat.
“Jika itu yang terjadi, dia akan mengalami peradangan, di mana infeksi itu akan sangat menyakitkan jika disentuh, dan kemungkinan akan menyebabkan kerusakan pada kulit," terang Samuel Rennie, peneliti yang juga terlibat dalam riset. Rennie adalah seorang antropolog biologi dan forensik.
Dugaan lain menyebutkan, wanita itu telah mengalami peradangan tulang yang parah atau dalam istilah medis disebut periostitis. Stinnesbeck juga berasumsi, kerusakan tengkorak bisa jadi disebabkan karena erosi yang terjadi di dalam gua.
ADVERTISEMENT
Seperti kerangka gua Tulum lainnya, peneliti bilang, Chan Hol 3 memiliki tengkorak yang khas. Analisis mendalam terhadap 452 tengkorak kuno yang diambil dari 10 populasi Amerika yang berbeda, menunjukkan bahwa kerangka dari Yucatán (termasuk Chan Hol 3 yang baru ditemukan) memiliki tengkorak yang berbeda dari tempat lain. Peneliti mencatat, Chan Hol 3 memiliki otak yang sedikit lebih panjang dan lebih sempit dan ukuran wajah yang sedikit lebih kecil daripada orang kuno lainnya di Meksiko.
Temuan ini memperkuat kesimpulan dari penelitian lainnya dengan objek yang sama, yakni kerangka kuno dari Semenajung Yucatan, Penelitian tersebut telah dimuat dalam jurnal PLOS One. Kedua riset tersebut sama-sama menjelaskan bahwa pada akhir zaman es, ada dua kelompok manusia yang hidup di tempat yang saat ini kita kenal dengan Meksiko.
ADVERTISEMENT
Selain itu, semua tengkorak gua Tulum, termasuk tengkorak wanita yang baru ditemukan, memiliki gigi berlubang. Ini menunjukkan bahwa populasi ini memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi. Jenis makanan itu bisa jadi dari umbi dan buah-buahan, kaktus manis, atau madu dari lebah asli yang tidak menyengat.
Sebaliknya, populasi lainnya dari orang Amerika di zaman kuno cenderung memiliki gigi-gigi yang tidak berlubang. Ini menunjukkan bahwa orang-orang tersebut kemungkinan mengonsumsi makanan bertekstur keras yang rendah gula.