Tercepat di Dunia, Hewan Ini Bisa Lari Lebih Kencang dari Mobil Formula 1

22 Mei 2020 9:34 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kutu Paratarsotomus macropalpis. Foto: Grace C. Wu/The Journal of Experimental Biology
zoom-in-whitePerbesar
Kutu Paratarsotomus macropalpis. Foto: Grace C. Wu/The Journal of Experimental Biology
ADVERTISEMENT
Ilmuwan baru saja menentukan hewan darat tercepat di muka Bumi. Meski cheetah masih memegang rekor hewan dengan kecepatan tertinggi di dunia, penentuan hewan darat tercepat ini menggunakan bentuk pengukuran lain.
ADVERTISEMENT
Pada penelitian ini, ilmuwan mengukur kecepatan gerak hewan relatif terhadap ukuran tubuhnya. Cheetah dapat berlari hingga 120 km/jam, sementara hewan yang dinobatkan sebagai tercepat ini dapat berlari 16 kali panjang tubuhnya per detik.
Lalu, hewan apakah yang dimaksud? Jawabannya adalah satu spesies kutu yang ukurannya amat kecil. Kutu ini hidup di California, AS, bagian selatan.
Kutu ini bernama latin Paratarsotomus macropalpis. Saat dihitung kecepatan berlarinya, kutu ini dapat melesat hingga 322 kali panjang tubuh per detik.
Cheetah, satwa liar yang terancam punah. Foto: tpsdave/pixabay
Sebagai pembanding lain, manusia tercepat Usain Bolt dapat berlari secepat 16 kali panjang tubuh per detik. Jika menggunakan proporsi itu, kecepatan lari P. marcopalpis bagi manusia adalah 2.092 km/jam!
Tim peneliti merekam larinya kutu kecil ini pada jalanan beton. Setelah mengumpulkan rekaman, terlihat kutu tersebut dapat bergerak, berhenti, dan bermanuver dengan sangat cepat.
ADVERTISEMENT
“Kita sebenarnya tidak mampu mengejar larinya kutu ini karena mereka bergerak terlalu cepat,” kata ketua tim peneliti, Jonathan Wright, dalam jurnal di FASEB (Federation of American Societies for Experimental Biology).
Jika kita membandingkannya dengan mobil Formula 1, perbandingannya amat jauh. Rekor tercepat untuk mobil Formula 1 dipegang oleh tim Bar Honda yaitu 413 km/jam.
Peneliti menyebut bahwa kecilnya hambatan udara jadi penyebab kutu ini bisa melesat dengan amat cepat. Kombinasi otot dan tekanan ligamen kutikula juga berperan besar.
Hal unik lainnya adalah kutu P. macropalpis dapat hidup di bebatuan atau trotoar yang suhunya mencapai 60 derajat Celsius. Pada temperatur ini, kebanyakan hewan akan mati kepanasan.
Para peneliti mengungkapkan bahwa penemuan ini sangat penting untuk pemahaman kita akan ilmu fisika di hewan. Wright mengaku tertarik untuk mempelajari efek otot bio-kimia dari kutu tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika penelitiannya berkembang, bukan tidak mungkin kutu kecil ini bisa jadi dasar pengembangan teknologi super cepat bagi manusia di masa yang akan datang.
(EDR)
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.