Terungkap, Ini Alasan Anjing Bisa Bersahabat dengan Manusia

14 Juni 2022 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monica Laine Gonzales-Clark dan Janice Clark duduk bersama anjing mereka di kafe anjing Happy Bark Day, di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (24/4/2022). Foto: Rula Rouhana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Monica Laine Gonzales-Clark dan Janice Clark duduk bersama anjing mereka di kafe anjing Happy Bark Day, di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (24/4/2022). Foto: Rula Rouhana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Mungkin kita pernah berpikir, kenapa ya, anjing bisa mudah sekali nurut dengan perintah majikannya? Atau, banyak jenis anjing yang sangat manja dengan sang majikan dan menjadi hewan peliharaan favorit.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhasil dijawab oleh sekelompok ilmuwan dari Jepang. Mereka mengungkap alasan beberapa jenis anjing bisa mengikuti perintah hingga dekat dengan sang majikan layaknya seorang ‘kawan’.
Studi yang dipublikasikan di Scientific Reports, menjelaskan adanya peranan gen yang menghasilkan hormon kortisol atau hormon pengendali stress. Gen itu mengalami mutasi pada jenis anjing yang telah mengalami domestikasi – ‘penjinakkan’ hewan yang aslinya hidup liar kemudian dikembangbiakkan dalam penangkaran.
Mutasi itu terjadi pada gen MC2R (melanocortin 2 receptor), yakni sebuah gen yang memegang kendali dalam keterampilan anjing. Proses mutasi gen MC2R membuat anjing bisa mengembangkan keterampilan untuk memahami interaksi dan komunikasi dengan majikannya.
ADVERTISEMENT
Dalam studi tersebut, Nagasawa bersama temannya melakukan uji coba terhadap 624 ekor anjing yang terdiri dari dua kelompok besar. Pengelompokan anjing-anjing itu didasarkan dari jenis rasnya.
Siberian Husky Foto: Aria Pradana/kumparan
Kelompok pertama, merupakan anjing yang memiliki kekerabatan dekat dengan serigala berdasarkan genetiknya, seperti anjing jenis Akita dan Siberian Husky. Sementara kelompok kedua, terdiri dari anjing yang secara genetik berkerabat jauh dengan serigala atau anjing domestik.
Uji coba yang dilakukan meliputi pemberian tugas kepada semua anjing yang diikutkan sebagai subjek penelitian itu.
Tugas pertama, semua anjing diharuskan untuk memilih mangkuk mana yang dibaliknya berisi makanan mereka. Tentunya, jika anjing itu memahami perintah yang ada, mereka akan memberikan respons berupa isyarat seperti menatap, menunjuk hingga mengetuk mangkuk yang berisi makanan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan tugas pertama itu, ilmuwan bisa mengerti bagaimana pemahaman anjing dalam menerjemahkan gerak tubuh dan komunikasi dengan manusia.
Sedangkan tugas kedua, ilmuwan mencoba melihat tingkat keterikatan sosial anjing dengan manusia. Uji coba kedua itu dilakukan dengan menguji anjing untuk bisa mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang ada. Seluruh anjing dalam studi tersebut, diharuskan untuk bisa mencari cara dalam membuka wadah pakan yang disediakan di depannya.
Pada tugas kedua itu, ilmuwan menganalisis berapa lama waktu yang dihabiskan anjing untuk melihat wadah pakan sebagai respons ketertarikan dan pemahaman mereka terhadap makanan yang disediakan manusia.
Ilustrasi bermain dengan hewan peliharaan. Foto: Reuters/Lee Smith
Menariknya, hasil studi yang didapatkan para ilmuwan itu, mengungkap anjing pada kelompok kedua atau berkerabat jauh dengan serigala memiliki ketertarikan lebih besar dengan apa yang dilakukan oleh para ilmuwan. Mereka lebih intens dalam menatap tingkah laku yang dilakukan ilmuwan saat uji coba kedua dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sementara, pada uji coba pertama, hasil yang diperoleh tidak ada perbedaan yang signifikan dari dua kelompok besar anjing dalam studi itu. Hingga para ilmuwan mencari jawaban adanya peranan gen MC2R dalam menentukan keterampilan kognitif pada anjing.
Secara detail, mutasi terjadi pada dua struktur nukleotida yang ada pada gen MC2R. Perubahan itu menyebabkan anjing yang berkerabat jauh dengan serigala atau anjing domestik memiliki ketertarikan terhadap manusia, termasuk keterampilan dalam pemecahan masalah.
Selain itu, mutasi yang terjadi memungkinkan anjing yang telah mengalami domestikasi mampu mengontrol tingkat stress saat berkawan dengan manusia.