Vaksin Corona Buatan Indonesia Disebut Vaksin Merah Putih, Ini Perkembangannya

14 Juli 2020 21:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia tengah mengembangkan vaksin virus corona COVID-19 yang ditargetkan bisa diproduksi secara massal pada pertengah tahun 2021. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menjadi pihak yang sedang mengembangkan vaksin bernama 'merah putih' tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, saat ini vaksin sudah masuk dalam tahap pengujian. Dalam tahap ini, Eijkman telah membangun pondasi pembuatan vaksin dari suatu zat protein atau disebut dengan protein rekombinan.
“Progresnya, per 10 Juli kemarin, gen spike S bisa di amplifikasi dan kloning, serta kebanyakan sudah dilakukan sebanyak kontrol positif,” papar Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (14/7).
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro (kiri) di Kompleks Parlemen, Selasa (26/11). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Tahap selanjutnya, vaksin akan diuji atau masuk tahap percobaan terhadap hewan yang akan dilakukan di BSK3 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Selain itu, Eijkman juga telah berhasil menetralisasi plasma.
Plasma ini diambil dari pasien yang pulih dari virus corona. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah antibodi cocok dengan vaksin atau tidak. Vaksin yang diberi nama vaksin merah putih ini ditargetkan akan rampung pada 2021, sekitar Januari atau April.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dalam rangka mendukung pengembangan vaksin corona, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengaku telah memperkuat laboratorium untuk mendukung pengujian spesimen dengan PCR (polymerase chain reaction). Mereka juga telah membentuk satuan tugas untuk pengembangan fitofarmaka dan pemanfaatan produk biologi.
5 jenis vaksin untuk imunisasi Foto: Shutterstock
BPOM telah mengambil peran untuk percepatan izin edar dan pelulusan produk sebagai obat dan vaksin, sehingga proses pengembangan obat dan izin edar dapat lebih cepat dilakukan. Tentu saja, pihak BPOM juga ikut mendampingi dalam beberapa uji klinik obat dan vaksin tersebut untuk pemenuhan syarat sertifikasi dan registrasi.
“Dukungan BPOM dalam pengembangan vaksin ini adalah beberapa kandidat vaksin COVID-19 yang dalam proses uji klinik. Kami laporkan Biofarma dan Sinovac mendaftarkan uji klinik fase 3. Ini sedang kami evaluasi sambil menunggu fase 2 di China. Diharapkan akhir 2020 dpt diperoleh data uji klinik fase 3,” ujar Kepala Badan POM (BPOM) Dr. Ir. Penny K. Lukito.
ADVERTISEMENT
Dalam pengembangan vaksin ini, Eijkman telah menggandeng dua perusahaan farmasi Indonesia, yakni PT Biofarma dan PT Kalbe Farma. Mereka juga bekerja sama dengan lembaga penelitian internasional untuk mempercepat pengembangan vaksin COVID-19, salah satunya adalah biofarmasi Sinova dari China, dan Genexine asal Korea Selatan.