Pelayanan vaksinasi corona drive thru

Vaksin Sinovac Diklaim Sangat Efektif Tekan Covid dari Hasil Studi di Indonesia

13 Mei 2021 8:20 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac secara drive thru untuk lansia ke Pengemudi ojek online di kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac secara drive thru untuk lansia ke Pengemudi ojek online di kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Seluruh negara, termasuk Indonesia, tengah berjibaku melawan pandemi virus corona dengan memulai proses vaksinasi secara efektif. Salah satu vaksin covid yang digunakan di Indonesia, Sinovac, diklaim telah efektif membantu menekan sebaran virus dan menurunkan risiko kematian atau penyakit serius akibat COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan Bloomberg, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin COVID-19 terbukti efektif melindungi tenaga kesehatan Indonesia dari risiko terpapar virus corona. Seperti diketahui sebagian besar nakes di Indonesia telah disuntikan vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd.
Berdasarkan pengamatan terhadap 25.374 petugas kesehatan di Jakarta selama 28 hari sejak menerima dosis kedua, vaksin 100 persen melindungi mereka dari kematian. Kemudian, 96 persen dari mereka tidak dirawat inap akibat COVID-19 setelah seminggu divaksin. Pengamatan itu dilakukan hingga akhir Februari 2021.
Menkes juga membeberkan bahwa 94 persen pekerja telah terlindungi dari infeksi covid, meskipun tidak jelas apakah pekerja disaring secara seragam untuk mendeteksi pembawa asimtomatik.
"Kami melihat penurunan yang sangat, sangat drastis," kata Budi dikutip Bloomberg.
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
Data-data yang disampaikan Menkes Budi tersebut menambah bukti bahwa vaksin Sinovac lebih efektif daripada yang dibuktikan dalam fase pengujian, yang diliputi oleh tingkat efektivitas yang berbeda dan pertanyaan mengenai transparansi data.
ADVERTISEMENT
Hasil efikasi terhadap vaksin Sinovac dari hasil uji klinis fase tiga di Bandung menunjukkan efikasi vaksin sebesar 65,3 persen. Sedangkan laporan efikasi di Turki adalah 91,25 persen dan di Brasil 78 persen. Jika dibandingkan dengan vaksin merek lain efikasi Sinovac termasuk yang paling rendah.
Helen Petousis-Harris, ahli vaksinasi di University of Auckland, Selandia Baru, mengatakan bahwa kemampuan vaksin untuk mengendalikan suatu penyakit bisa lebih tinggi di dunia nyata dibandingkan jika diukur dalam uji klinis.
“Dalam pengalaman saya, kami sering gagal memprediksi dampak vaksin secara keseluruhan, sesuatu yang hanya bisa dilihat di dunia nyata setelah digunakan secara luas,” katanya.
Juru bicara Sinovac di Beijing, China, mengatakan perusahaan tidak dapat mengomentari studi di Indonesia sampai memperoleh rincian lebih lanjut.
Presiden Joko Widodo saat disuntik vaksin corona Sinovac di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Indonesia adalah salah satu negara yang paling awal memasang taruhannya pada vaksin buatan China. Pada Januari 2021, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin besar dunia pertama yang menerima suntikan Sinovac dalam upaya untuk memadamkan skeptisisme di dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Angka efikasi minimal harus di atas 50 persen, jadi lebih dari itu, vaksin terbaik yang bisa didapatkan secepatnya, karena setiap suntikan yang diberikan bisa mencegah kematian,” kata Menkes Budi. "Ini bukan hanya tentang mendapatkan tingkat kemanjuran tertinggi, tetapi juga menyuntik orang dengan cepat."
Sementara negara tetangga, Malaysia dan Thailand, mengalami kebangkitan kasus, tingkat infeksi dan kematian baru di Indonesia telah stabil sejak puncaknya Januari 2021. Tetapi, dengan populasi besar yang sebagian besar masih tidak terlindungi, serta liburan Idul Fitri, dapat menyebabkan peningkatan kasus sebanyak 60 persen karena orang berkumpul, meskipun ada larangan pemerintah.

Vaksin Sinovac lebih efektif saat herd immunity tercipta

Dalam wawancara terpisah dengan Bloomberg, CEO Sinovac Yin Weidong membela perbedaan dalam data uji klinis yang rendah dengan kinerja lebih baik ketika diterapkan di dunia nyata. Tetapi, Yin tetap tegas bahwa kemampuan suntikan Sinovac untuk memadamkan wabah membutuhkan sebagian besar orang divaksinasi agar tercipta herd immunity.
ADVERTISEMENT
Suntikan vaksin mRNA yang dikembangkan oleh BioNTech SE dan Pfizer Inc. telah terbukti lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah penularan virus corona di Israel. Sementara vaksin non-mRNA, termasuk Sinovac tidak mungkin seefektif itu dalam mencegah penularan.
Vaksin Astrazeneca dan Sinovac. Foto: Reuters dan Shutter Stock
Semakin banyak bukti bahwa suntikan Sinovac telah efektif menekan penularan dan mencegah penyakit serius hingga kematian akibat COVID-19 jauh lebih penting. Ini juga merupakan pembenaran di tengah kritik bahwa pengembang vaksin China mengungkapkan lebih sedikit data dan kurang transparan .
“Hasil dari aplikasi dunia nyata dan data ilmiah yang kami miliki dari uji klinis akan memungkinkan dunia untuk menilai vaksin kami secara komprehensif. Kami mendorong mitra dan pemerintah kami di negara tempat vaksin kami digunakan untuk merilis data tersebut secepat mungkin,” kata Yin.
ADVERTISEMENT
Selain studi tenaga kesehatan Indonesia, ada riset lainnya di kota Serrana, Brasil, dengan penduduk 45.000 orang yang hampir 100 persen orang diteliti telah divaksinasi penuh. Hasil sementara penyakit serius dan kematian akibat COVID-19 menurun setelah mereka diinokulasi.
Tidak diketahui jenis virus corona apa yang berhasil dilawan dengan vaksin Sinovac di Indonesia dan Brasil, tetapi dua negara tersebut belum menandai wabah besar yang disebabkan oleh varian yang dikhawatirkan.
Kemasan vaksin COVID-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV), Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1). Foto: M Agung Rajasa/Antara Foto
Beda dengan Indonesia dan Brasil, di Chili mengalami wabah virus corona lagi setelah memvaksinasi lebih dari sepertiga populasi yang berjumlah 19 juta orang. Salah satu proses vaksinasi tercepat di dunia, tetapi tidak cukup cepat untuk menghentikan penyebaran virus karena aktivitas sosial meningkat di antara warga muda di Chili.
ADVERTISEMENT
“Kelompok orang yang paling awal divaksinasi di Chili adalah orang tua. Kurang dari 15 juta dosis yang diberikan ke Chili berarti hanya 7 juta orang yang bisa mendapatkan suntikan kami. Itu sama dengan 36 persen dari populasi 19 juta,” kata Yin.
Yin menambahkan, perlindungan vaksin kemungkinan akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain karena varian virus, tetapi vaksin Sinovac tampaknya bertahan dengan baik terhadap mutasi baru yang menjadi perhatian.
***
Saksikan video menarik di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten