Viral Kucing Lompat dari Lantai 5: Memantul dan Selamat

17 Mei 2021 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor kucing hitam di Chicago lompat dari lantai 5, memantul di tanah, dan selamat. Foto: Chicago Fire Media via Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Seekor kucing hitam di Chicago lompat dari lantai 5, memantul di tanah, dan selamat. Foto: Chicago Fire Media via Twitter
ADVERTISEMENT
Mitos mengatakan bahwa kucing punya sembilan nyawa. Kalau itu benar, kucing viral satu ini mungkin sudah memakai satu stok nyawanya.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah kebakaran gedung di Chicago, AS, baru-baru ini, seekor kucing jadi viral usai lompat dari lantai 5, memantul di tanah secara harfiah, dan lanjut pergi jalan secara normal.
Video lompatan menakjubkan kucing itu pertama kali diunggah oleh Departemen Pemadam Kebakaran Chicago (Chicago Fire Department) di Twitter pada Jumat (14/5). Video viral tersebut diambil oleh petugas pemadam kebakaran yang sedang menangani kebakaran kecil di pemukiman Englewood, Chicago, dan sedang merekam bagian luar gedung ketika sang kucing berhasil melarikan diri.
“Sembilan nyawa untuk seekor kucing yang melompat dari api di 65 dan Lowe. Kucing menabrak rumput terpental dan pergi!” kicau akun departemen pemadam kebakaran.
Video tersebut menunjukkan seekor kucing hitam melompat keluar dari gedung yang terbakar, dan melakukan pendaratan yang sangat mulus. Video viral itu juga merekam suara orang-orang di sekitar lokasi yang terdengar panik ketika kucing melompat, dan bereaksi dengan lega saat kucing berjalan pergi.
ADVERTISEMENT

Di balik sembilan nyawa kucing: Bagaimana mereka bisa selamat saat jatuh?

Kucing hitam di Chicago bukanlah kucing yang jatuh dari ketinggian paling tinggi. Sebelumnya, sebuah studi mencatat seekor kucing di New York, AS, jatuh dari lantai 32 dan tetap hidup—meski mengalami gigi terkelupas serta paru-paru robek dan membutuhkan perawatan selama 48 jam sebelum dilepas.
Para peneliti sampai saat ini belum (dan tidak mau) membuat eksperimen melempar kucing dari gedung tinggi untuk melihat bagaimana mereka bisa selamat. Namun, kucing memang diketahui punya risiko cedera yang kecil saat jatuh.
Dalam sebuah penelitian tahun 1987 terhadap 132 kucing yang dibawa ke klinik hewan darurat di New York setelah jatuh dari gedung bertingkat tinggi, 90 persen kucing yang dirawat selamat dan hanya 37 persen yang membutuhkan perawatan darurat agar mereka tetap hidup. Salah satunya adalah kucing yang jatuh dari lantai 32 yang disebutkan di atas.
Ilustrasi kucing. Foto: Pixabay/wilkernet
Kemampuan kucing yang luar biasa untuk bertahan hidup saat jatuh dari ketinggian sebenarnya dapat dijelaskan secara saintifik. Kemampuan mereka itu, kata dokter hewan dan ahli biologi, terkait dengan fisika, biologi evolusi, dan fisiologi yang sederhana dan dapat diprediksi.
ADVERTISEMENT
"Kami tahu bahwa hewan menunjukkan perilaku ini, dan ada banyak catatan tentang kucing-kucing ini yang bertahan hidup,” kata Jake Socha, seorang ahli biomekanik di universitas Virginia Tech, kepada BBC.
Kucing pada dasarnya adalah hewan arboreal, yang berarti mereka adalah hewan yang cenderung hidup di pohon jika tidak tinggal di rumah atau jalanan perkotaan. Nah, karena hidup di pohon rentan untuk jatuh, kucing telah berevolusi sedemikian rupa agar mereka tetap selamat dari kejatuhan.
Melalui seleksi alam, kucing telah mengembangkan naluri yang tajam untuk merasakan arah mana ia terjun. Lalu, jika diberi waktu yang cukup, kucing dapat memutar tubuh mereka seperti pesenam saat jatuh untuk memposisikan kaki mereka di bawah tubuh dan mendarat di atasnya.
Sebuah film pendek dari ilmuwan Prancis, Etienne-Jules Marey, pada 1894. Ini adalah ilustrasi pertama yang menunjukkan bagaimana kucing mendarat dengan kaki mereka. Foto: Etienne-Jules Marey via Wikimedia Commons
"Mampu bertahan hidup saat jatuh adalah hal penting bagi hewan yang hidup di pohon, dan kucing adalah salah satunya," kata Socha. "Kucing domestik masih mengandung rangkaian adaptasi apa pun yang mereka miliki yang memungkinkan kucing menjadi baik di pohon."
ADVERTISEMENT
Tak cuma berkat evolusi, luas permukaan tubuh kucing sebanding dengan beratnya, sehingga mengurangi gaya saat mereka menabrak permukaan. Mereka juga dapat mengurangi kecepatan saat jatuh dua kali lipat dibanding manusia.
Menurut sebuah studi tahun 1987 oleh dokter hewan Wayne Whitney dan Cheryl Mehlhaff, kucing dapat mencapai kecepatan terminal sekitar 60 mph (97 km/jam), sementara manusia mencapai kecepatan terminal sekitar 120 mph (193 km/jam). Kecepatan terminal sendiri adalah kecepatan jatuh bebas sebuah benda di mana tarikan gravitasi ke bawah diimbangi oleh hambatan angin ke atas.
Menurut Andrew Biewener, seorang profesor biologi organisme dan evolusi di Harvard University, kucing memperlambat laju jatuh mereka dengan melebarkan kakinya, untuk menciptakan efek parasut. Meski demikian, tidak jelas seberapa besar hal ini memperlambat laju penurunan.
ADVERTISEMENT
"Mereka melebarkan kaki mereka, yang akan memperluas luas permukaan tubuh mereka, dan itu meningkatkan ketahanan terhadap hambatan," katanya.
Saat kucing mendarat, mereka dapat meredam efek kejut benturan yang dapat mematahkan tulang mereka berkat kaki berotot yang mampu memanjat pohon. Posisi kaki kucing juga lebih miring di bawah tubuh ketimbang kaki manusia atau kuda yang menjulur ke bawah.
"Jika kucing itu mendarat dengan kaki tepat di bawahnya di dalam sebuah tiang dan menahannya dengan kaku, tulang-tulang itu akan patah,” kata Socha. “Tapi (kaki) mereka bergerak ke samping dan persendiannya kemudian menekuk, dan Anda sekarang mengambil energi itu dan meletakkan itu ke dalam persendian dan Anda mendapatkan lebih sedikit daya (benturan) pada tulang itu sendiri.”
ADVERTISEMENT