Virus Corona Rusak Ginjal, Jantung, dan Hati, Diduga Akibat Badai Sitokin

16 April 2020 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga medis mengevakuasi pasien positif Covid-19 memasuki gerbong kereta cepat TGV di Stasiun Gare d Austerlitz, Paris, Prancis. Foto: Thomas Samson/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga medis mengevakuasi pasien positif Covid-19 memasuki gerbong kereta cepat TGV di Stasiun Gare d Austerlitz, Paris, Prancis. Foto: Thomas Samson/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Virus corona tidak hanya merusak organ paru-paru si pasien. Ia dilaporkan juga turut menyerang organ lain seperti ginjal, jantung dan hati. Sejumlah ahli medis menduga, 'badai sitokin' turut memengaruhi virus corona hingga dapat merusak sejumlah organ pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
Penyakit COVID-19 yang disebabkan virus corona bisa jadi mematikan bagi penderitanya, ketika kantung udara kecil di paru-paru meradang dan tersumbat. Kondisi itu membuat si pasien kemudian kekurangan pasokan oksigen yang berujung pada kerusakan sejumlah organ vital bagi kehidupan manusia.
Sudah empat bulan virus SARS-CoV-2 mewabah. Dalam kurun waktu tersebut, dokter yang merawat pasien COVID-19 mengamati bahwa penyakit tersebut ternyata juga telah menyebabkan peradangan jantung, penyakit ginjal akut, kerusakan neurologis, pembekuan darah, dan masalah pada organ hati.
Itu berarti virus corona tak hanya menyerang sistem pernapasan, tetapi juga merusak sejumlah organ lain hingga kehilangan fungsi normalnya. Ini menyulitkan perawatan pasien COVID-19 khususnya yang memiliki gejala cukup serius.
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus Corona. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Para tenaga medis mengeluhkan proses pemulihan pasien yang menjadi serba tak pasti karena komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh virus dari keluarga besar corona tersebut. Meski banyak organ tubuh manusia yang diserang, bukan berarti virus telah menyebar ke seluruh tubuh. Muncul dugaan, kerusakan organ disebabkan oleh 'badai sitokin'.
ADVERTISEMENT
Sitokin tak lain merupakan protein yang dimanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi dan penting dalam penanda sinyal sel. Mereka mengumpulkan sel-sel imun menuju sel yang terinfeksi.
Dalam kasus virus corona, sistem imun melepaskan sitokin ke dalam paru-paru. Apabila jumlah sitokin yang dikeluarkan dalam jumlah sangat banyak tanpa ada perintah apa pun, ia tidak hanya menargetkan sel yang terinfeksi tetapi juga jaringan sehat.
Dari situlah masalah sistemik di banyak organ bermula. Badai sitokin akan menciptakan peradangan yang melemahkan pembuluh darah di paru-paru dan menyebabkan cairan meresap ke kantung udara.
Ilustrasi imun tubuh. Foto: Pixabay
Kini bisa dilihat, hampir separuh pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit menunjukkan kerusakan dini pada ginjal mereka. Hal ini disampaikan Alan Kliger, ahli nefrologi dari Yale School of Medicine di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Dari data yang ia peroleh, Kliger cukup khawatir sebab ada 14 hingga 30 persen pasien yang dirawat intensif di New York, AS, dan Wuhan, China akibat COVID-19 mengalami gagal ginjal sehingga harus menjalani prosedur cuci darah.
"Saya pikir sangat mungkin virus menempel pada sel-sel ginjal untuk menyerang organ tersebut," papar Kliger, seperti dikutip The Washington Post.
Lebih jauh, ada banyak kemungkinan kerusakan organ yang dapat terjadi dalam kasus COVID-19 selain badai sitokin. Kemungkinan tersebut bisa mulai diselidiki dari pengobatan yang diterima pasien hingga tekanan psikis yang mereka alami saat harus menjalani perawatan di ICU.
Ilustrasi organ tubuh manusia. Foto: www_slon_pics via Pixabay (CC0 Creative Commons)
Sebuah studi di jurnal medis Kidney International yang terbit pada 9 April 2020 menyebutkan, ada sembilan dari 26 pasien yang meninggal mengalami cedera ginjal akut. Dari hasil otopsi yang dilakukan, peneliti asal Wuhan yang menggarap riset itu juga menemukan partikel virus corona yang menempel pada ginjal di tujuh korban yang tak selamat karena COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Ini menimbulkan kecurigaan yang sangat jelas bahwa setidaknya sebagian dari cedera ginjal akut yang kita lihat disebabkan oleh keterlibatan virus langsung dari ginjal, yang berbeda dari apa yang terjadi saat ada wabah SARS pada tahun 2002,” kata Paul. M. Palevsky, ahli nefrologi dari University of Pittsburgh School of Medicine.
Dari sejumlah kasus yang ditangani dokter di China dan New York, terungkap bahwa virus SARS-CoV-2 juga bisa merusak organ jantung yang menyebabkan miokarditis atau peradangan pada otot jantung.
Virus corona memasuki sel-sel orang yang terinfeksi dengan menempel pada reseptor ACE2 pada permukaan sel dan dengan mudah menyerang sel-sel di saluran pernapasan. Namun perkembangan terakhir menunjukkan bahwa ada kecurigaan ACE2 juga menjadi pintu masuk yang sama bagi virus untuk memasuki sel-sel lain. Saluran pencernaan, misalnya, mengandung 100 kali lebih banyak reseptor ACE2 dibandingkan bagian tubuh lainnya.
ADVERTISEMENT
Tingkat keganasan SARS-CoV-2 memang sukar ditebak. Saat menjangkiti tubuh korbannya, virus ini pun mampu membuat penderita jadi kehilangan fungsi indera perasa dan penciumannya. Hal itu menimpa korban virus corona di Italia.
Ada pula yang melaporkan bahwa COVID-19 membuat mata memerah atau konjungtivitis. Hal itu dialami beberapa pasien. Sebuah studi mengungkap sepertiga dari 38 pasien yang dirawat di rumah sakit di provinsi Hubei, China, mengalami konjungtivitis.
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!